Dengan data penerimaan murid yang menghadirkan semua mahasiswa baru dari 31 provinsi negara, Prof. Jaka menyatakan, ITB milik bangsa Indonesia dan menerima siapapun yang berkeinginan kuat untuk menimba ilmu tanpa memandang gender, usia dan daerah asal.
“Semester depan akan menjadi semester yang khusus bagi seluruh sivitas akademika ITB karena perkuliahan akan dilakukan secara luring atau bauran setelah lebih dari satu tahun perkuliahan daring,” kata Prof. Jaka.
Dia menekankan pengalaman masa pandemi akan dimanfaatkan menjadi peluang untuk mempercepat realisasi Pendidikan 4.0 sesuai rencana strategis akademik ITB.
Untuk mempertahankan atmosfer akademik di kampus, tatanan kenormalan baru akan fokus kepada penelitian, inovasi, dan entrepreneurship. Dia berharap melalui kebijakan beasiswa ITB, para mahasiswa baru dapat bantuan keringanan biaya kuliah sekaligus berkontribusi dalam meningkatkan dampak, kualitas dan reputasi ITB.
(erh)