JAKARTA - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menegaskan kembali komitmen dalam menyelesaikan kasus meninggalnya Gilang Endi Saputra. Almarhum Gilang merupakan mahasiswa UNS yang meninggal saat mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklatsar) Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa UNS atau yang kerap dikenal dengan Resimen Mahasiswa (Menwa) UNS.
Setelah aksi yang dilakukan mahasiswa UNS di depan Gedung dr Prakosa UNS, Senin (1/11/2021), pihak UNS membuka pintu selebar-lebarnya bagi para mahasiswa yang memiliki data dan informasi pendukung terkait terjadinya kekerasan di Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) di lingkungan UNS. Hal tersebut disampaikan Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Prof Ahmad Yunus, Selasa (2/11/2021).
“Bagi yang memiliki data dan informasi pendukung, silakan menyampaikan kepada tim sebagai bahan pertimbangan di dalam melakukan evaluasi,” kata Prof Yunus, dalam siaran pers di Jakarta.
Pimpinan UNS pada Senin (1/11/2021) sore langsung menugaskan salah satu anggota Tim Evaluasi Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 UNS dari Fakultas Kedokteran (FK) didampingi Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan serta Wakil Dekan 1 Sekolah Vokasi (SV) UNS untuk menemui keluarga almarhum Gilang Endi Saputra di Karangpandan. Upaya ini dalam rangka menawarkan pendampingan kesehatan bagi keluarga.
Baca Juga : Hasil Autopsi Keluar, Rektor Dukung Penyelidikan Tewasnya Mahasiswa UNS Saat Diksar Menwa
“Tim UNS ditemui Sunardi, ayah almarhum yang didampingi 3 anggota keluarga. Pihak keluarga menyambut baik tawaran pendampingan kesehatan dari kami (UNS). Terkait jadwal pendampingan/konseling, mereka akan berkoordinasi dengan anggota keluarga yang memerlukan,” ucapnya.