BANTUL – Tutur katanya halus dan kesan ramah langsung muncul ketika berbincang dengan gadis muda bernama Aprilia Nurjayanti (19). Bukan gadis sembarangan, karena pada usia belia telah menjadi juragan minyak dari Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Saya mulai Kelas 2 SMA membuka Pom Mini atau Pertamini,” kata Aprilia mengawali pembicaraan dengan MNC Media, Jumat (29/10/2021).
Dia mengaku harus menguras tabungan selama bertahun-tahun untuk membangun bisnis pertamanya. Gadis yang saat itu tercatat sebagai pelajar SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta mantab menyampaikan keinginannya kepada orangtua.
“Kedua orangtua langsung mendukung ketika saya ingin membuka Pom Mini. Dan lokasinya itu berada di sebagian lahan yang dipakai usaha tempat cuci mobil dan motor orangtua saya. Alhamdulillah lahan sendiri tidak menyewa,” lugas gadis kelahiran Bantul, 30 April 2002 itu.
“Modalnya sekira Rp16 juta, semua saya ambil dari tabungan. Memang sejak saya kecil orangtua selalu bilang untuk membiasakan menabung. Uang itu untuk membeli mesin dan kulakan BBM (bahan bakar minyak). Saat itu kita jual Pertalite dan Pertamax,” lanjutnya.
BACA JUGA: Gelandangan Jadi Miliarder Berharta Rp38 Triliun, Harus Jual Kartu Natal demi Makan
Sejak pertama beroperasi, Pom Mini miliknya selalu diserbu masyarakat. Setiap hari rata-rata bisa menjual 200 liter BBM jenis Pertamax dan Pertalite. Dia belum berani kulak BBM dalam jumlah banyak karena mesti mengantre di SPBU dengan jeriken.
Terlebih dia juga harus mengatur waktu untuk mengelola bisnis sekaligus belajar agar prestasi akademik tak jeblok. Anak tunggal itu pun berhasil membuktikan bisa menjalankan unit bisnis dan belajar di sekolah.
“Untuk kulakan biasanya sama bapak saya. Kita menjual dua produk yaitu Pertalite dan Pertamax. Seiring waktu kabarnya enggak boleh jualan Pertalite secara ecer, lalu kita fokus hanya menjual satu produk yaitu Pertamax aja,” tutur dia.