JAKARTA - Pangan pokok merupakan makanan utama sehari-hari sesuai potensi sumber daya dan kearifan lokal. Meningkatnya pertumbuhan populasi manusia turut mempengaruhi kebutuhan pangan.
“Kita tidak bisa bergantung dengan satu pangan saja. Tahun 2045 nanti, akan sulit kalau kita bergantung pada beras. Masih ada stigma di masyarakat mengenai makan oyek berarti miskin. Cultural value makanan pokok menunjukkan rasa makanan bisa diterima, memberikan nilai sosial serta baik untuk kesehatan,” ujar Guru Besar IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Prof Sobir melalui siaran pers, Sabtu (7/8/2021).
Baca juga: Peneliti IPB University Kembangkan Wisata Budaya Kasepuhan Citorek
Prof Sobir mengatakan, pangan pokok akan digantikan oleh buah, sayur, dan ikan. Ia pun menyebut pisang adalah buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Baca juga: Begini Bentuk Pengabdian Mahasiswa IPB untuk Bantu Anak Sekolah
Pisang mengandung serat, vitamin, dan mineral, kalsium dan kalium. Pisang memiliki kalsium dan kalium yang tinggi. Manfaat kalium yang tinggi adalah menjaga tekanan darah.
“Pisang dikonsumsi untuk memberi energi instan. Atlet ternama di dunia juga mengkonsumsi pisang. Tidak ada anggapan mengkonsumsi pisang berarti status sosial menurun. Oleh karena itu, pisang berpotensi menjadi pengganti pangan pokok,” jelasnya.