JAKARTA – Hari Batik Nasional jatuh pada 2 Oktober, sebagai perayaan ditetapkannya batik sebagai warisan budaya UNESCO. Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengatakan batik memiliki makna filosofis ditengah masyarakat Indonesia.
Mendikbud menuturkan, batik tak hanya selembar kain bermotif. Batik, katanya, juga bukan hanya buah karya dan hasil ketekunan para pengrajin dan maestro batik.
''Tapi di dalamnya terkandung makna kehidupan filosofis masyarakat Indonesia. Mulai dari lahir hingga kembali ke hadirat Tuhan. Mulai dari pengaruh alam sekitar hingga ke pengaruh zaman,'' katanya pada Perayaan Hari Batik Nasional 2020: Mengusung Batik sebagai Branding Bangsa Indonesia melalui streaming Youtube, Jumat (2/10/2020).
Alumnus Harvard ini menjelaskan, batik diturunkan dari generasi ke generasi. Mulai dari pewarnaan simbol dan corak kehidupan. Warisan ini menuangkan kreativitas dan spiritualitas masyarakat Indonesia yang tidak lekang oleh waktu. Karena itu, ujarnya, sudah sepatutnya batik dijaga sebagai warisan budaya.
Nadiem menuturkan, hari ini adalah perayaan dari upaya pelestarian dan diplomasi budaya 11 tahun lalu yang telah menemui keberhasilan.
''UNESCO menetapkan batik masuk dalam daftar warisan budaya takbenda untuk kemanusiaan. Suatu hal yang luar biasa bahwa warisan milik bersama ini adalah katalis kemanusiaan,'' ucapnya.
Menurut Nadiem, kemanusiaan selalu menjadi yang utama dalam upaya nasional pembangunan manusia. Landasan pembangunan SDM, lanjutnya, harus berubah berupa pendekatan kemajuan budaya yang sifatnya tidak hanya melestarikan budaya tradisi, tetapi juga menghidupkan interaksi antar budaya untuk memperkaya keberagaman.