Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mahasiswi Asal Indonesia Curhat Toko-Toko Tutup di Italia Gegara Virus Korona

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Jum'at, 13 Maret 2020 |18:26 WIB
Mahasiswi Asal Indonesia <i>Curhat</i> Toko-Toko Tutup di Italia Gegara Virus Korona
Italia (Foto: Instagram)
A
A
A

MILAN - Mahasiswa asal Indonesia yang tinggal di Milan, Italia mulai mengeluh akibat keputusan pemerintah Italia yang memerintahkan semua toko ditutup, kecuali toko bahan pangan dan apotek.

Salah satunya dirasakan Jeannette Lim, Mahasiswi yang tinggal di Milan ini menyebut situasi yang dialaminya sebagai 'keadaan yang tidak normal'. Dirinya harus tinggal di rumah dan melakukan kegiatan kuliah secara daring.

"Biasanya saya keluar rumah untuk bertemu teman, kuliah dan pergi makan, kali ini harus kuliah secara online dan aneh rasanya. Meski para dosen bersedia untuk video call situasi ini tidak normal," kata Jeannette seperti dilnasir BBC News Indonesia, belum lama ini.

Persediaan makanan yang ia butuhkan masih cukup hingga dua pekan ke depan meski sesekali pergi ke pusat perbelanjaan terdekat dari rumahnya.

"Ada aturan yang ketat ketika berbelanja, kami harus menjaga jarak minimal satu meter antar pengunjung," tambah Jeannette.

Italia

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Spanyol Karantina 4 Kota di Wilayah Catalunya

Jeannette menerima 'kedaan tidak normal' ini dengan mengikuti arahan pemerintah setempat, karena dia percaya lonjakan jumlah kasus Covid-19 dalam satu pekan terakhir terjadi karena banyak orang di kotanya abai dengan imbauan yang telah diberikan, yakni dilarang berkumpul di tempat umum.

Dirinya dan kebanyakan WNI di Milan, Italia telah berkoordinasi dengan pihak KBRI, melalui grup dalam aplikasi WhatsApp.

"Sejauh ini belum ada WNI yang melaporkan mengalami gejala terjangkit virus itu, dari banyaknya update yang kami berikan, kebanyakan melaporkan bahwa rumah sakit mulai penuh," katanya lagi.

Menanggapi situasi ini, Kedutaan Besar RI di Roma sudah menyiapkan langkah.

"Dalam briefing pertama [dengan pemerintah Italia] kami sudah meminta agar ada aturan bahwa semua embassy [kedutaan asing], termasuk KBRI, punya akses kepada warga negara [yang terpapar virus]," kata Esti Andayani, dubes RI di Roma.

"Dan mereka menjanjikan jika ada WNI yang terpapar -- [karena] tentunya kami tidak langsung tahu -- itu menjadi tugas Kementerian Kesehatan dan institusi emergency civil protection, untuk memberi notifikasi kepada kami," kata Dubes Esti.

"Kami juga akan mematuhi aturan/protokol yang berlaku, bahwa kami tidak akan membuka identitas [warga yang terpapar virus], di sini aturannya sangat ketat untuk tidak membuka identitas warga yang terpapar Covid-19," kata Esti.

(Edi Hidayat)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement