JAKARTA – Kasus pemerkosaan dan serangan seksual terbesar di dunia yang dilakukan oleh Reynhard Sinaga mencuat ke permukaan. Pasalnya, pemerkosaan ini telah dilakukan Reynhard sejak 1 Januari 2015 hingga 2 Juni 2017.
Reynhard Sinaga yang telah terbukti melakukan kejahatan seksual terhadap 190 laki-laki ini dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris. Walau demikian, Reynhard ternyata menempuh pendidikan di salah satu universitas di Inggris.
Berikut ini fakta-fakta kasus Reynhard Sinaga yang berdampak pada kehidupan perkuliahan di Inggris, Sabtu (11/1/2020):
Baca Juga: Kasus Reynhard Sinaga, Pemantauan Mahasiswa RI di Inggris Ditingkatkan
1. Menempuh S3 di University of Leeds
Setelah menarik perhatian dunia, Reynhard Sinaga ternyata merupakan mahasiswa S3 untuk gelar PhD jurusan studi Human Geography di University of Leeds.
2. Citra Mahasiswa Indonesia Tercemar
Walau hanya Reynhard Sinaga yang terbukti melakukan pemerkosaan dan serangan seksual, mahasiswa Indonesia yang berkuliah di University of Leeds juga terkena dampaknya.
Ketua Penghimpunan Pelajar Indonesia United Kingdom Arif Rohman yang juga menempuh pendidikan di Leeds mengatakan, kasus Reynhard memberikan dampak pada penyebutan nama Indonesia di Inggris.
"Kami, pelajar di Leeds terutama, sadar bahwa pasti akan ada efek dari kasus ini. Saya pribadi merasakan mungkin jika menyebut nama Indonesia, akan langsung teringat kasus ini," jelas Arif kepada Okezone, Rabu (7/1/2020).
Walau demikian, mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di University of Leeds terbilang kaget saat mendengar kasus ini dan berusaha untuk menyelidikinya secara rinci.
3. Mahasiswa RI Diawasi Lebih Intens
Merespons kasus Reynhard yang mencuri perhatian dunia, Arif menyatakan, pihaknya bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) akan melakukan pendataan mahasiswa yang bersekolah di Inggirs.
"KBRI dan PPIUK maupun PPI setiap cabang selalu berusaha untuk melakukan pendataan mahasiswa yang belajar," kata Arif menjawab pertanyaan Okezone melalui surat elektronik, Rabu (8/1/2020).
PPI UK juga akan melakukan pemantauan para pelajar di Inggris dengan program tutin yang telah dilakukan melalui divisi internal. Tetapi, upaya yang dilakukan PPI UK dan KBRI di Inggris kerap mendapatkan kendala karena tidak semua orang ingin melakukan pendaftaran dan bergabung. Oleh karenanya kontrol sulit untuk dapat dilakukan.
Follow Berita Okezone di Google News