"Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Lickona (2000), tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis," lanjut Prof. Dr. Leo Agung S., M.Pd.

Sedangkan Prof. Dr. Istadiyantha, M.S membacakan pidato pengukuhan dengan judul “Pemaknaan Baru Terhadap Hubungan Indonesia - Timur Tengah dalam Rangka Menyongsong ERA 5.0”.
“Guna menyongsong Era 5.0 atau Society 5.0 dengan tema Humanisme, Indonesia dan Timur Tengah berkesempatan untuk merumuskan bentuk-bentuk humanisme yang akan dikontribusikan dalam era tersebut. Humanisme yang dikembangkan harus terkontrol oleh tiga hal yaitu: antroposentris, ekosentris, dan teosentris,” kata Prof. Dr. Istadiyantha, M.S.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)