JAKARTA - Usai Pertemuan KTT G-20 di Osaka, Jepang, menghasilkan perkembangan ekonomi politik negara-negara maju dan berkembang yang tergabung dalam G-20. Namun di balik itu semua terselip sebuah nama Audrey Yu. Siapa dia?
Nama lengkapnya adalah Audrey YU Jia Hui atau Maria Audrey Lukito. Namanya saat ini tengah menjadi pusat perhatian lantaran adanya informasi mengenai kejeniusannya yang tidak termanfaatkan oleh negaranya sendiri, namun justru bekerja di NASA sebuah badan penerbangan dan antariksa milik Pemerintah Amerika Serikat.
 Baca Juga: Viral Audrey Gadis Super Pintar Ditawari Kerja di BPPT Ternyata Hoax
Namanya langsung terseret informasi hoax yang beredar cepat di sosial media hingga Whatsapp Grup. Dia dikabarkan ditawari oleh Presiden Jokowi di sela pertemuan KTT G-20 di Osaka Jepang untuk mengabdi di Tanah Air dengan bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Informasi itu sudah diluruskan oleh Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin. "Sudah ada pernyataan dari ayahnya. Dari ayahnya bantah, kalau Pak Jokowi kasih kerjaan di BPPT," ujarnya kepada Okezone, Senin (8/7/2019).
Entah dari mana awal isu penawaran kerja Audrey di BPPT, tetapi yang jelas Audrey benar seorang gadis yang jenius. Mengenai hal ini, UKP Pancasila atau Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila, pernah menyorotinya dan diabadikan dalam sebuah tayangan video berdurasi 54 detik.
 Baca Juga: Kasus Audrey, Fenomena Medsos Tanpa Kroscek Mudah Picu Kemarahan
Dalam video tersebut, tertera bahwa Audrey Yu merupakan anak ajaib dari Surabaya, Audrey Yu Jia Hui namanya lengkapnya. Sewaktu Audrey Yu SMP, mampu menyelesaikannya dalam kurun waktu satu tahun. Umumnya para siswa menempuh pendidikan di bangku SMP hingga tiga tahun, begitu juga dengan SMA. Namun, di bangku putih abu-abu, Audrey mampu menyelesaikannya hanya dalam 11 bulan.
Dia memiliki skor Toefl hingga 670 pada usia 14 tahun. Audrey merupakan sarjana Fisika dari universitas ternama di Negeri Paman Sam William and Mary. Karena kejeniusan dan warna kulitnya Audrey merasa tersisih, tapi ia tidak putus asa dan terus berjuang mencitai Indonesia. Fakta lainnya adalah ia menulis buku dengan judul 'Mencari Sila Kelima'