KOTA MALANG - Kaca merupakan material yang sering digunakan pada bangunan, terutama gedung bertingkat. Dari salah kaca pada gedung pencakar langit seiring terpapar sinar matahari sehingga berdampak pada penggunaan air conditioner (AC). Hal ini tentu memicu peningkatan kenaikan energi yang menyebabkan pemanasan global.
Di samping itu perawatan kaca di gedung bertingkat tentu memerlukan biaya tak sedikit dan harus ditangani oleh tenaga kerja profesional yang terlatih lantaran rentan mengalami kecelakaan kerja.
Dari sanalah, tiga mahasiswa jurusan Fisik Fakultas MIPA Universitas Brawijaya (UB) menciptakan inovasi membuat pelapis kaca pendingin dan swabersih. Dengan perlakukan plasma nitrogen pada lapisan TiO2, kaca bersifat dingin dan tetap bersih.
Baca Juga: Mahasiswa UB Raih Medali Emas pada Ajang Kompetensi Internasional
Cara kerjanya memanfaatkan sifat fotokatalis dan sifat superhidrofilik pada lapisan. Sifat super hidrofilik berperan sebagai penurun suhu pada gedung. Sedangkan sifat fotokatalis memberikan efek degradasi partikel, bakteri, dan virus sehingga kaca tetap bersih.
"Untuk deteksi penurunan suhu dengan prototype gedung yang kami buat, menggunakan adruino nano dengan thermistor sebagai pengukur suhu,” ungkap Dhafi Alvian, salah satu perwakilan tim, pada Selasa (2/7/2019).
Berkat inovasinya tersebut, ketiga mahasiswa yang terdiri dari Janssen Wongkalanujaya, Safira Rachmaniar,dan Dhafi Alvian Nugraha, dengan bimbingan dari dosen bernama Dr. Eng. Masruroh, M.Si., mampu menyabet medali emas dalam ajang Young Scientiest International Seminar and Expo (YSIS) 2019 untuk kategori Environment and Energy yang diselenggarakan di Universitas Brawijaya pada Senin 24 Juni 2019 hingga Selasa 25 Juni 2019.