Sekarang ini, lanjut Triyono, MOS dilakukan oleh para guru, sehingga kegiatan ini pun berganti nama menjadi pengenalan lingkungan sekolah (PLS). Kegiatan PLS diisi dengan hal-hal yang lebih bersifat rohani, pencerahan, bimbingan, arahan, dan bagaimana memperkenalkan lingkungan sekolah. Siswa baru juga diberi paparan mengenai sistem pembelajaran dan penjelasan tentang jurusan yang ada agar setelah tamat nanti bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan juga siap untuk bekerja.
Dengan demikian, sejak awal siswa-siswi belajar dengan fokus sesuai bidang studi atau jurusan yang dipilihnya. "Ini semua kegiatan yang dilakukan selama masa MOS berlangsung," terangnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Palu, Arsid Nurdin. Menurut dia, tidak ada lagi pola MOS dengan sistem perpeloncoan terhadap siswa senior kepada siswa-siswi yang baru masuk.
MOS selama ini dilakukan dengan lebih terfokus pada kegiatan pengenalan lingkungan sekolah. Mulai dari pendekatan antara siswa satu sama lainnya dan antara siswa baru dengan para guru, serta semua staf administrasi dan tata usaha di sekolah.
Juga ada kegiatan-kegiatan yang bersifat spritual keagamaan agar siswa bisa mencintai dan menjalankan ibadah menurut keyakinan mereka dengan baik dan benar. "Pokoknya tidak ada lagi perpoloncoan penerimaan siswa baru di lingkungan sekolah yang dipimpinnya itu," pungkas Arsid Nurdin. (ira)
(Rifa Nadia Nurfuadah)