Dia menjelaskan, ketika membuat pemetaan untuk membuka prodi baru, kampus tentu harus mendasarkannya pada kebutuhan.
"Misalnya Indonesia ini perlu profesi apa, prodi-prodi ini yang dibuka harus merujuk pada apa yang dibutuhkan. Misalnya aktuaria. Indonesia butuh aktuaris hingga 5.000 orang per tahun. Sekarang ini dibutuhkan, yang tersedia enggak sampai seribu aktuaris," jelasnya.
Untuk jenjang S-1, prodi yang dibuka lebih bersifat umum. Sedangkan pada jenjang S-2, prodi akan bersifat lebih khusus.
"Lulusan S-1, karena lebih umum biar bisa ke mana-mana," tegasnya.
(Rifa Nadia Nurfuadah)