Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kedepankan Kepuasan, Unpam Eksis Jadi PTS Murah

Afriani Susanti , Jurnalis-Rabu, 02 Maret 2016 |14:14 WIB
Kedepankan Kepuasan, Unpam Eksis Jadi PTS Murah
Universitas Pamulang membuka peluang kuliah dengan biaya murah. (Foto: Afriani S/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Banyaknya perguruan tinggi swasta (PTS) tentu menyulitkan masyarakat menentukan pilihan. Hanya kampus terpercayalah yang akan terus dipilih dan dibanjiri calon mahasiswa. Imbasnya, PTS yang tidak difavoritkan pun harus siap tersingkir.

Salah satu buktinya, belum lama ini 103 PTS memilih meminta ditutup Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) lantaran tidak mampu memenuhi berbagai syarat pembinaan. Di antara masalah yang mereka hadapi adalah rasio dosen dan mahasiswa yang tidak seimbang, minimnya sarana dan prasarana hingga tidak memiliki mahasiswa.

Agar bisa tetap bertahan di tengah persaingan, PTS pun harus memiliki strategi ampuh. Bagi Universitas Pamulang (Unpam), strategi itu adalah memenangkan kepercayaan dan kepuasan masyarakat.

"Sebab, jika masyarakat merasa puas, maka mereka akan menceritakan hal tersebut ke orang lain. Begitupun sebaliknya, jika tidak puas, mereka juga akan bercerita," tutur Rektor Unpam, Dr. H. Dayat Hidayat, M.M., ketika ditemui Okezone di ruang kerjanya, baru-baru ini.

Melalui cerita dari mulut ke mulut inilah Unpam membangun dan mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap institusinya. Padahal, kata Dayat, di awal pendiriannya hanya sedikit yang meminati Unpam.

"Dulu Unpam tidak sebesar ini, gedungnya masih kecil. Bahkan, di awal berdirinya, ada satu prodi yang hanya diisi satu mahasiswa," tukasnya.

Dayat mengakui, membangun kepercayaan masyarakat sendiri tidaklah mudah. Apalagi, Unpam menawarkan pendidikan tinggi dengan biaya sangat murah. Biaya kuliah satu semester di Unpam hanya Rp1,2 juta. Bahkan, mahasiswa bisa mencicil beban itu dengan membayar Rp200 ribu per bulan. Hebatnya lagi, tidak ada beban biaya gedung dan keperluan lainnya yang harus ditanggung mahasiswa. Sementara itu, kata Dayat, pandangan yang umumnya tumbuh di masyarakat adalah kita perlu membayar mahal untuk mendapat pendidikan berkualitas.

"Sehingga, meyakinkan masyarakat itu sulit. Bahkan, selama tiga tahun saya berkeliling ke berbagai elemen masyarakat dan institusi untuk menyakinkan mereka," ujarnya.

Selain susahnya meyakinkan masyarakat, Dayat menyebut birokrasi terkadang juga menghambat tersedianya pendidikan murah. "Tidak ada mindset untuk mempermudah orang dalam memberikan pendidikan. Malah bagaimana caranya mempersulit agar mereka mau mengeluarkan uang. Pola pendidikannya masih seperti itu, sehingga kita belum maju," tambahnya.

Upaya Dayat dan pengelola Unpam meyakinkan masyarakat bahwa pendidikan murah bisa juga berkualitas membuahkan hasil. Saat ini, kampus yang kerap dijuluki "Universitas Paling Murah" itu menjadi almamater bagi 58 ribu mahasiswa. Bahkan, dalam empat tahun mendatang, Unpam menargetkan menampung 100 ribu mahasiswa dari penjuru Nusantara.

Peraih gelar Doktor dari Universitas Pasundan (Unpas), Bandung, itu menegaskan, meski biaya kuliah di Unpam sangat murah, mereka tetap serius mengelola kampus dan kegiatan perkuliahan. Pendidkan di Unpam, kata Dayat, menyiapkan mahasiswanya untuk siap bekerja dan berusaha. Dia juga meyakini, jika mendirikan kampus dengan tujuan yang salah sejak awal, misalnya untuk jual beli ijazah, maka perguruan tinggi tersebut akan hancur.

"Cerita buruk tentang hal itu pasti akan menyebar ke mana-mana. Nah, yang paling sering terjadi yakni kampus memberikan jalan pintas agar mudah mendapatkan ijazah. Itu namanya bunuh diri," tegasnya.

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement