Melalui cerita dari mulut ke mulut inilah Unpam membangun dan mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap institusinya. Padahal, kata Dayat, di awal pendiriannya hanya sedikit yang meminati Unpam.
"Dulu Unpam tidak sebesar ini, gedungnya masih kecil. Bahkan, di awal berdirinya, ada satu prodi yang hanya diisi satu mahasiswa," tukasnya.
Dayat mengakui, membangun kepercayaan masyarakat sendiri tidaklah mudah. Apalagi, Unpam menawarkan pendidikan tinggi dengan biaya sangat murah. Biaya kuliah satu semester di Unpam hanya Rp1,2 juta. Bahkan, mahasiswa bisa mencicil beban itu dengan membayar Rp200 ribu per bulan. Hebatnya lagi, tidak ada beban biaya gedung dan keperluan lainnya yang harus ditanggung mahasiswa. Sementara itu, kata Dayat, pandangan yang umumnya tumbuh di masyarakat adalah kita perlu membayar mahal untuk mendapat pendidikan berkualitas.
"Sehingga, meyakinkan masyarakat itu sulit. Bahkan, selama tiga tahun saya berkeliling ke berbagai elemen masyarakat dan institusi untuk menyakinkan mereka," ujarnya.
Selain susahnya meyakinkan masyarakat, Dayat menyebut birokrasi terkadang juga menghambat tersedianya pendidikan murah. "Tidak ada mindset untuk mempermudah orang dalam memberikan pendidikan. Malah bagaimana caranya mempersulit agar mereka mau mengeluarkan uang. Pola pendidikannya masih seperti itu, sehingga kita belum maju," tambahnya.