JAKARTA - Salah satu pertimbangan kuliah di negara tetangga, khususnya di Asia Tenggara, adalah jarak geografis yang relatif dekat. Tetapi, enggak semua negara ASEAN memiliki pendidikan tinggi berkualitas.
Excecutive Director, Asean University Network, Prof Nantana Gajaseni, menjelaskan, negara-negara ASEAN sedang berjuang menangani berbagai masalah dalam pendidikan tinggi mereka.
Dalam acara Dialog Kebijakan Program EU SHARE Dengan Fokus Penyelarasan Sistem Pendidikan Tinggi di ASEAN di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (24/8/2015), Gajaseni memaparkan problematika yang sedang dialami dunia pendidikan tinggi Asia Tenggara.
Kamboja
Negara Asia Tenggara dengan pendapatan terendah ini memiliki tingkat pendaftaran mahasiswa tertinggi.
Myanmar
Dunia pendidikan tinggi di Myanmar masih memiliki kekurangan dalam dukungan sumber daya manusia.
Vietnam
Negara dengan pendapatan menengah ini masih kekurangan dalam dosen dan staf perguruan tinggi. Vietnam juga sedang menekankan pada perbaikan keahlian pengajaran.
Indonesia
Salah satu masalah dunia kampus di Tanah Air adalah permintaan pendaftaran yang tinggi.
Malaysia
Negara tetangga paling dekat dengan Indonesia ini masih menekankan pada kualitas pengembangan pendidikan.
Filipina
Masyarakat Filipina dikenal mengeluarkan sangat sedikit uang untuk membiayai pendidikan tinggi.
Thailand
Negeri Gajah Putih ini menekankan kebijakan dalam riset serta mengendalikan keberadaan kampus-kampus.
Brunei Darussalam
Brunei sedang berfokus pada peningkatan belanja publik dan memperbanyak kerjasama dalam akademis internasional.
Singapura
Negara makmur di Asia Tenggara ini menekankan pada inovasi, profil internasional dan partnership perguruan tinggi.
Follow Berita Okezone di Google News
(MSR)