Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

SD di Pinggiran Kota Cuma Dilirik Lima Murid

Kuntadi , Jurnalis-Kamis, 25 Juni 2015 |17:05 WIB
SD di Pinggiran Kota Cuma Dilirik Lima Murid
foto: ilustasi Okezone
A
A
A

KULONPROGO – Sejumlah Sekolah Dasar (SD) Negeri yang berada di pinggiran kota seperti di Kulonprogo, Jawa Tengah, kesulitan mendapatkan murid baru. Hanya beberapa murid yang melirik sekolah di pinggiran kota dan kondisi ini berbeda dengan SDN di tengah kota yang pendaftarnya membludak.

Salah satu SDN yang kekurangan calon pendaftar adalah SDN Selo, Hargorejo Kokap. Sampai dengan batas pendaftaran terakhir Kamis 25 Juni 2015, sekolah tersebut hanya menerima lima calon murid. Karena jumlahnya yang sangat minim, pihak sekolah tidak melakukan penutupan pendaftaran di mana sekolah membutuhkan kuota 28 murid baru per kelas.

“Sampai sekarang baru dapat lima (murid), biasanya nanti ada tambahan,” jelas Murwani, salah seorang guru SDN Selo ketika dihubungi, Kamis (26/6/2015).

SDN Selo memang sudah diwacanakan akan di regrouping dengan SDN Kriyan, yang jaraknya tidak begitu jauh. Namun, sampai kini belum ada kepastiannya jadi atau tidaknya proses regrouping kedua SDN tersebut. Pihak sekolah sendiri, menyerahkan kebijakan kepada Dinas Pendidikan setempat.

“Kami berharap masih bisa tetap bertahan. Total siswanya ada 55 anak,” ujarnya.

Hal yang sama juga terjadi di SDN Trisik di Dusun Sidorejo, Desa Banaran, Kecamatan Galur. Sekolah yang berada di pesisir ini juga baru menerima lima murid baru pada tahun ini. Tahun sebelumnya SDN Trisik cuma menerima 12 anak sekolah.

Kepala SDN Trisik, Purwanto mengatakan, selama ini SDN Trisik hanya mengandalkan jumlah tamatan dari TK ABA Banaran VI yang berjarak sekitar 500 meter dari SDN Trisik. Tahun ini, TK tersebut hanya meluluskan sembilan anak.

“Tapi yang masuk sini (SDN Trisik) cuma lima anak,” ujarnya.

Sulitnya mendapatkan murid SD sesuai jumlah rombel, bukanlah kali pertama. Sudah beberapa tahun sekolah ini juga kesulitan mendapatkan siswa baru. Total murid di sekolah tersebut hanya ada 58 anak dan ironisnya setiap kelas hanya diisi enam hingga 14 anak.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Kulonprogo, Sumarsana menyatakan telah memperkirakan adanya kekurangan siswa di sejumlah SD/MI. Berdasarkan data Dindik Kulonprogo, jumlah murid yang akan masuk SD/MI diperkirakan ada 5.000-6.000 anak. Padahal, daya tampung dari 364 SD/MI di Kulonprogo mencapai sebanyak 10.520 orang.

Regrouping memang menjadi salah satu solusi. Namun, jarak rumah tinggal murid dengan sekolah tetap harus jadi pertimbangan utama.

“Sebenarnya dinas sudah tidak mengizinkan sekolah favorit menambah rombel,” terangnya.

Sementara itu, sejumlah SDN di Wates dan Pengasih yang difavoritkan masyarakat justru kelebihan calon murid. Mereka terpaksa membuat ranking berdasarkan umur dan daya tamping sesuai rombel. Tak ayal, calon murid yang usianya muda harus menarik berkas dan mencari sekolah lain.

(Muhammad Sabarudin Rachmat (Okezone))

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement