Selain itu, surat-surat dan arsip Kartini membentuk dasar yang tak terpisahkan untuk memahami kehidupan dan gagasan Raden Ajeng Kartini (1879-1904). Sejak masa hidupnya yang singkat hingga saat ini, Kartini telah menjadi kekuatan inspiratif utama dalam perdebatan di Indonesia dan internasional mengenai pendidikan, feminisme, dan kesetaraan gender.
Sebagian dari surat-suratnya diterbitkan tak lama setelah wafatnya Kartini. Pertama dalam bahasa Belanda dan kemudian dalam berbagai bahasa. Cakupan global dan dukungan kuat dari orang-orang seperti Eleanor Roosevelt, menandai pengaruh internasional dari kata-kata Kartini selama bertahun-tahun.
Sementara itu, arsip lahirnya ASEAN mencatat pembentukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dari lima negara pendiri, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Arsip ini menggambarkan peran ASEAN dalam mencegah konflik dan mencapai stabilitas di kawasan Asia Tenggara yang memiliki situasi politik dan budaya yang beragam. Arsip lahirnya ASEAN memberikan bukti bahwa negara-negara yang baru merdeka dan yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara besar yang saling bersaing, juga memiliki agensi mereka sendiri yang dapat membentuk politik internasional menjadi lebih damai dan stabil.
Di samping itu, pendekatan diplomatik ASEAN, nilai-nilai yang ditanamkan, dan karakteristik uniknya memberikan pelajaran bagi kawasan lain di dunia. Arsip tersebut menjadi acuan dasar bagi ASEAN untuk mengembangkan nilai uniknya dalam berdiplomasi, yang kemudian dikenal dengan ASEAN Way.
Sebagai informasi, sebelumnya sudah ada 11 warisan dokumenter Indonesia yang teregistrasi sebagai MoW. Dengan tambahan teregistrasinya lima warisan dokumenter ini, Indonesia dapat
menambah daftar warisan dokumenter yang dimiliki dalam register ingatan kolektif dunia menjadi 16 warisan dokumenter. Hal ini pun menjadikan Indonesia bersama para pemangku kepentingan yang
melaksanakan pengajuan bersama, memiliki kewajiban untuk serius dalam melakukan preservasi dan kemudahan aksesibilitas warisan dokumenter bagi seluruh masyarakat di dunia.
(Feby Novalius)