Sebagai representasi mahasiswa, Alif Lathif berbicara tentang peran FHUI dari sudut pandang mahasiswa. Baginya, FHUI bukan hanya sekadar lembaga pendidikan hukum, tetapi juga sebuah wadah di mana mahasiswa dapat mengembangkan diri menjadi pribadi yang berintegritas dan memiliki komitmen terhadap keadilan.
"Dalam 100 tahun ini, FHUI telah menjadi pelopor dalam membentuk tatanan hukum Indonesia. Bagi kami, mahasiswa, FHUI adalah tempat di mana kami belajar tidak hanya teori hukum, tetapi juga belajar menjadi pribadi yang tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan. Kebersamaan di FHUI selalu terjaga melalui berbagai kegiatan yang memperkuat ikatan di antara kami," ujar Alif.
Alif juga menekankan pentingnya FHUI dalam membentuk karakter pemimpin masa depan. Menurutnya, kehidupan kampus di FHUI tidak hanya berisi studi yang serius, tetapi juga diperkaya dengan kegiatan-kegiatan non-akademis yang memperkuat kebersamaan mahasiswa.
Sementara itu perwakilan alumni, Adithya Prakasa mengutarakan pandangannya tentang makna seratus tahun FHUI bagi alumni. Ia menggarisbawahi bahwa banyak alumni FHUI yang kini memegang posisi penting di pemerintahan, termasuk di Kabinet Merah Putih saat ini.
"Seratus tahun FHUI adalah simbol dari dedikasi kami sebagai alumni untuk terus berkontribusi pada bangsa. Para alumni FHUI memiliki semangat giving back yang sangat tinggi, karena FHUI telah membekali kami dengan pendidikan yang tidak hanya kuat secara akademis, tetapi juga dalam membentuk karakter yang peduli pada keadilan dan kemajuan bangsa," ungkapnya.
Talkshow Dies Natalis Akbar ke-100 FHUI ini menyoroti kontribusi besar FHUI dalam membentuk tatanan hukum Indonesia serta pentingnya kolaborasi antara fakultas, mahasiswa, dan alumni dalam menciptakan harmoni hukum di tengah tantangan global. Acara ini juga menjadi ajang refleksi atas pencapaian luar biasa FHUI selama satu abad, sekaligus momen untuk mempersiapkan langkah-langkah ke depan dalam memperkuat pendidikan hukum.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)