Mengutip dari Asosiasi Penyedia Jasa Internat Indonesia (APJII), Dr. Ana Sabhana A, selaku moderator dari kegiatan ini menambahkan bahwa pada tahun 2024 pengguna internet di Indonesia telah mencapai 221.563.479 jiwa dengan pengguna utama adalah Gen Z dan Milenial. Tentu saja apabila tidak terbekali dengan literasi digital yang cukup, masyarakat hanya akan menjadi sasaran empuk untuk penyebaran informasi yang tidak benar.
Acara kemudian dilanjutkan oleh para narasumber. Dr. Syahrul Salam, sebagai pembicara pertama menegaskan bahwa saat ini banyak masyarakat memproduksi dan menyebarkan informasi yang belum tentu benar. Ia menambahkan “persoalannya adalah saat ini terdapat agenda tak kasat mata yang perlahan mempengaruhi masyarakat. Apabila tidak diwaspadai dan diantisipasi hal tersebut akan menjadikan gejolak dalam kehidupan sosial kita.”
Diskusi dilanjutkan oleh pembicara kedua, yatu Dr. Munadhil Abdul Muqsith, Ph.D yang menyampaikan tema Masyarakat Informasi dan Hoaks. Menurut Dr. Munadhil fenomena fake news bukanlah fenomena baru. “Fake news sudah tercatat sejak masa sebelum era printing. Saat itu Octavianus memanfaatkan berita palsu untuk menjadi pemimpin kekaisaran Romawi,” ungkap Dr. Munadhil.
Fake news terus hadir sesuai dengan zamannya. Dia mengikuti perkembangan teknologi. Namun apapun bentuknya, hasil dari fake news selalu sama, yaitu opini publik yang termanipulasi.