JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra berpartisipasi dalam acara UC Moonlit Markets yang diselenggarakan oleh Universitas Canberra pada 29-30 Agustus 2024.
Partisipasi KBRI berupa penampilan dua tari yang dibawakan oleh Muhammad Nur Aziz, staf Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), dan Rachelia Az-Zahra Zetira, mahasiswa Universitas Padjadjaran yang sedang mengikuti program Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA) di Canberra Institute of Technology (CIT) sejak Juli lalu, serta promosi kuliner berupa kue khas Indonesia.
Penampilan tari Aziz dan Rachel berlangsung pada Kamis (29/8/2024), dan promosi kuliner dilakukan pada Jumat (30/8/2024). Penampilan tari oleh Rachel dan Aziz dilakukan secara bergantian. Rachel membawakan tarian Sancang Gugat dari Jawa Barat, yaitu tarian yang menceritakan tentang adanya perpecahan di dalam sebuah bangsa namun akhirnya dapat disatukan kembali. Tarian ini juga menyimbolkan pentingnya menjaga perdamaian di tengah kehidupan berbangsa.
Rachel merupakan mahasiswa semester lima di jurusan bisnis internasional Unpad. Di CIT, Rachel mendalami bidang culinary art, atau seni dalam pengolahan dan penyajian kuliner. Rachel mengaku sempat gugup saat menari di hadapan ratusan mahasiswa asing yang hadir di Universitas Canberra, namun ia juga mengaku senang dan terharu bisa mengenalkan Indonesia lewat tari tradisional.
“Ini pertama kalinya (menari di luar negeri), senang dan bangga sekali. Karena ini impian dari kecil untuk mempopulerkan kebudayaan Indonesia di luar negeri, dan sekarang kesampaian,” tutur Rachel.
Rachel bercerita bahwa perjalanannya mendalami seni tari dimulai sejak ia berada di bangku kelas 2 SD. Bahkan sampai saat ini, ia sering tampil untuk membawakan ragam tari seperti tari merak, tari bedaya, tari topeng Cirebon, atau menari saat penyambutan di acara pernikahan dan upacara adat.
Selanjutnya, Muhammad Nur Aziz membawakan tari topeng kelana, sebuah tarian yang berasal dari Jawa Tengah. Aziz menceritakan bahwa tari ini merupakan tari yang diinspirasi dari kisah Panji di Jawa Timur, dan kisahnya telah menyebar ke berbagai negara di Asia Tenggara dengan nama yang berbeda.
“Tokoh utamanya adalah Prabu Kelana Sewandana yang jatuh cinta kepada seorang putri bernama Dewi Sekartadji. Dalam cerita ini, Kelana Sewandana ini digambarkan sebagai karakter antagonis. Hal ini digambarkan dengan topeng yang berwarna merah, mata besar, gigi yang dinampakkan, dan kumis yang tebal. Jadi dalam lakon ini, Prabu Kelana Sewandana ini digambarkan sebagai seorang raja yang arogan,” papar Aziz.
Atdikbud Mukhamad Najib, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa kantor Atdikbud selalu mendorong pengenalan budaya Indonesia dalam berbagai kesempatan. Dengan penonton mayoritas mahasiswa asing seperti ini, harapannya makin banyak warga negara lain yang terpapar dengan keberadaan Indonesia.
“Tidak hanya budaya saja, KBRI juga menyiapkan kue-kue basah yang menjadi khas rumah-rumah di Indonesia untuk kita perkenalkan juga kepada mahasiswa asing di UC Moonlit Markets ini,” ujarnya.
UC Moonlit Markets merupakan sebuah acara yang digagas oleh University of Canberra untuk membuka kesempatan kepada perwakilan negara asing yang berada di Canberra untuk mengenalkan negaranya. Dalam panggung pertunjukan, selain dari KBRI, juga terdapat penampilan dari kelompok penduduk asli Australia (Ngunawal People), dan negara-negara lain seperti Kung-fu dari Tiongkok, Samba dari Brazil, dan tari khas Bollywood dari India.
Di sekitar panggung pertunjukan, tamu dapat menikmati kuliner dari berbagai negara, seperti Qatar, Kuwait, Turki, dan lain sebagainya. Acara ini dibuka juga untuk umum secara gratis untuk masuk ke lokasi acara.
(Taufik Fajar)