JAKARTA - Hampir setengah juta atau tepatnya sebanyak 491.311 anak Indonesia terpaksa putus sekolah pada awal tahun ajaran baru. Hal ini menunjukkan kesejahteraan sosial anak Indonesia memerlukan perhatian khusus, terutama dalam hal akses pendidikan.
Country Manager and President Director Indonesia Mastercard Aileen Goh mengatakan bahwa fenomena tersebut cukup memprihatinkan mengingat anak-anak merupakan fondasi masa depan. Menurutnya perlu upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (13/8/2024), Goh mengungkap bahwa pihaknya bersama Central Department Store dan BenihBaik.com menggagas Program Sekolah Kesetaraan Gratis. Inisiatif ini mendukung akses pendidikan yang setara bagi setiap anak.
"Pendidikan adalah fondasi ekonomi yang inklusif. Inisiatif ini tidak hanya memberi kesempatan kepada pemegang kartu Mastercard untuk memberikan dampak yang berarti, tetapi juga membuka lebih banyak peluang bagi anak-anak kurang beruntung untuk belajar dan berkembang secara menyeluruh, membekali mereka dengan keterampilan hidup dan pendidikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan potensi mereka," katanya.
Dijelaskan Goh, sebagai bagian dari inisiatif ini, Mastercard mendonasikan Rp25.000 untuk setiap transaksi yang dilakukan menggunakan kartu kredit atau debit Mastercard pada periode 25 September hingga 31 Desember 2023. Selain itu, Mastercard juga mencocokkan setiap donasi yang dilakukan oleh pemegang kartu Mastercard di situs BenihBaik.com, hingga Rp250.000 per donasi.
Sekolah Kesetaraan Gratis menyediakan akses dan sarana pendidikan gratis bagi anak-anak tunawisma dan mereka yang mengalami masalah kesejahteraan sosial. Program ini juga akan memberikan pendampingan dan pelatihan sesuai jenjang, dengan memanfaatkan fasilitas publik seperti aula atau ruangan milik desa.
Program pendidikan yang dilakukan meliputi pendidikan formal, berupa kegiatan belajar seminggu sekali, serta muatan lokal yang relevan dengan lingkungan sekitar seperti manajemen sampah. Selain itu, program ini juga mencakup pendampingan keluarga dengan mengunjungi rumah anak didik untuk memastikan dukungan keluarga, serta pendidikan siap kerja yang membentuk soft skill dan hard skill guna mempersiapkan anak menjadi talenta profesional siap kerja.
Anak-anak juga akan mendapatkan berbagai program pendukung seperti eduwisata berupa kunjungan ke tempat wisata edukatif. Mereka akan mendapatkan pelatihan intensif bahasa Inggris melalui fun English club, kelas persiapan untuk asesmen, ujian kesetaraan, dan persiapan masuk perguruan tinggi.
Selain itu, mereka juga akan menghadiri sesi dengan pembicara inspiratif untuk memberikan motivasi melalui kelas inspirasi, serta aktivitas ekstrakurikuler untuk mengembangkan keterampilan dalam bidang olahraga dan kesenian.
Direktur Central Department Store Kong Surapongpracha mengaku terbebani melihat fakta bahwa banyak anak-anak Indonesia yang putus sekolah. Ia berharap melalui Sekolah ini, anak-anak yang putus sekolah karena masalah ekonomi, bisa melanjutkan dan mengejar mimpi mereka kembali.
"Bersama Mastercard, kami menemukan kesamaan visi yaitu ingin memajukan pendidikan anak-anak di Indonesia. Akhirnya di tahun ini, di mana Central sendiri memasuki satu dekade, Sekolah Kesetaraan Gratis ini bisa mulai berjalan," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)