JAKARTA – Calon Wakil Presiden Pasangan Calon 2, Gibran Rakabuming Raka menghebohkan jagat maya berkat ungkapannya yang memastikan asam sulfat tercukup untuk ibu hamil. Ungkapan ini salah kaprah, lantas apa itu asam sulfat?
Dilansir dari laman resmi Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Selasa (5/12/2023), asam sulfat merupakan asam mineral yang kuat. Senyawa dengan nama kimia H₂SO₄Zat ini, larut dalam air pada semua perbandingan. Dosen Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia, Dewi Tristantini menjelaskan sifat asam sulfat yang berbahaya.
BACA JUGA:
"Asam sulfat itu asam anorganik yang bersifat sangat korosif dan merusak. Untuk yang konsentrasinya 97-98% jelas sangat berbahaya, meski yang dipasaran biasanya hanya 75%," jelas Dewi dikutip dari laman research.eng.ui.ac.id, Selasa (5/12/2023).
Asam sulfat sangat berbahaya jika terkena segala bentuk makhluk hidup, bahkan benda mati. Tak hanya bentuk liquid, bahkan setelah menguap pun cairan ini mematikan bagi manusia. Cairan ini biasanya dijumpai dalam aki basah dan memiliki proses penguapan yang sangat cepat. Jika uapnya terhirup, dapat merusak sistem pernapasan.
BACA JUGA:
Sifat Korosif Asam Sulfat
Asam yang terbuat dari sulfur yang dioksidasi ini bersifat merusak hampir semua bahan yang terpapar olehnya, baik makhluk hidup atau benda mati. Jika ban yang terbuat dari bahan utama karet isoprene terkena asam sulfat, ban akan bereaksi dengan sulfur seperti proses vulkanisasi, kemudian jika terlalu lama bereaksi akan menjadi keras dan mudah pecah. Hal yang sama juga berlaku jika bereaksi dengan benda dari karet lain seperti sandal dan sepatu.
Jika terkena kulit manusia, akan jauh lebih berbahaya. Kulit akan melepuh sesaat setelah terkena cairan ini. Sifat korosifnya merusak jaringan kulit dan menimbulkan rasa terbakar. Sedangkan jika terhirup, asam sulfat akan merusak sistem pernapasan dan menimbulkan rasa sesak.
Penanganan Jika Terkena Asam Sulfat
Dewi Tristanti menghimbau untuk menjauhi cairan ini karena menghirupnya saja mematikan bagi tubuh manusia.
"Jika sudah tahu ada cairan kimia berbahaya tumpah, sebaiknya langsung menjauh dan cepat hirup udara segar. Bagi yang di dalam mobil, lebih baik langsung tutup jendela. Jangan coba-coba mendekat jika tanpa perlindungan, apalagi sampai menyentuh cairan tersebut," jelas Dewi.
Jika terlanjur terkena kulit, disarankan untuk langsung dicuci dengan air. Untuk mengurangi kerusakan tubuh akibat cairan ini, disarankan untuk menggunakan kapur atau soda kue dalam jumlah banyak pada luka. Asam sulfat yang bereaksi dengan dua zat tersebut akan menghasilkan garam dan asam lemah yang tidak berbahaya.
Dewi menambahkan untuk jangan pernah memberi garam (NaCl) pada luka akibat asam sulfat. Hal ini justru akan berdampak lebih berbahaya.
BACA JUGA:
"Di Amerika ada yang mencampurkan dengan garam (NaCl). Hal ini jangan dilakukan, karena justru akan menghasilkan asam klorida yang juga sangat berbahaya," tutup dosen yang mengajar mata kuliah Teknologi Herbal pada Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia ini.
Dibalik sifat korosifnya, asam sulfat sebenarnya mempunyai banyak kegunaan, misalnya untuk bahan pembuatan baterai, penghilang zat pengotor minyak bumi, dan bahan baku proses pembuatan pupuk.
Asam dari sulfur yang dioksidasi ini merupakan salah satu produk utama industri kimia. Asam sulfat memiliki nama IUPAC Sulfuric Acid dengan massa molar 98,079 g/mol, kepadatan 1,84 g/cm³, dan viskositas 26,7 cP (20 °C).
(Marieska Harya Virdhani)