Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) merekomendasikan agar inovasi pencegahan dengue dengan teknologi Wolbachia dapat menjadi kebijakan Kementerian Kesehatan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat dalam penanganan dengue di Indonesia.
Prof Adi Utarini mengatakan risiko intervensi Wolbachia untuk pengendalian dengue dapat diabaikan.
“Kami sudah berusaha melakukan yang terbaik apa yang menjadi goals standard riset di bidang kedokteran dan kesehatan serta sudah menghasilkan bukti ilmiah terbaik. Hal tersebut dibuktikan dengan rekomendasi-rekomendasi dari lembaga di WHO dan AIPI. Implementasi intervensi Wolbachia sebagai pelengkap dari program pengendalian dengue memerlukan kepemimpinan pemerintah baik pusat maupun daerah, dukungan kuat dari pemangku kepentingan dan penerimaan masyarakat,” kata Utarini seperti dilansir laman UGM, Jakarta, Senin (27/11/2023).
Pada forum tersebut Prof Adi Utarini kembali memaparkan program yang telah berjalan di Yogyakarta.
Ia menjelaskan yang berperan penting adalah nyamuk betina ber-Wolbachia karena nyamuk betina ini akan menghasilkan semua telurnya ber-Wolbachia.
Jika hanya nyamuk jantan maka telur tidak akan menetas. Strategi implementasi teknologi Wolbachia yang dilakukan di Yogyakarta adalah dengan meletakkan telur dan pakan nyamuk di dalam ember kecil yang diberikan air kemudian ditutup dan dititipkan kepada orangtua asuh.
BACA JUGA:
Setiap dua minggu sekali ember tersebut akan diambil untuk dibersihkan dan diisi lagi dengan telur yang baru serta diletakan pada tempat yang teduh. Strategi tersebut tidak dilakukan pada setiap rumah, melainkan satu ember dilakukan pada setiap radius 75-100 m².
Setelah 6-7 bulan dilakukan pemantauan dengan hasil sekitar 60% dari nyamuk Aedes aegypti di alam sudah ada Wolbachia, sehingga pelepasan telur nyamuk dihentikan. Nyamuk ber-Wolbachia akan terus ada karena berkembang biak di populasi alamnya.
Proses untuk menghasilkan penelitian implementasi teknologi Wolbachia di Yogyakarta melalui beberapa fase, yaitu keamanan dan kelayakan, pelepasan skala kecil, dan pelepasan skala besar serta model implementasi.
Setiap pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia mempunyai dua persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu dukungan stakeholder yang kuat dan adanya penerimaan masyarakat yang tinggi.
(Dani Jumadil Akhir)