JAKARTA – Kamu sulit melupakan masa lalu? Tenang, memori itu memang masih tersimpan di otak. Apa penyebabnya?
Penelitian menunjukan bahwa otak kita masih memegang memori itu. Dilansir dari Science Alert, Selasa (14/11/2023) bahwa hal ini dapat dijelaskan dengan studi dari Trinity College Dublin. Bahwa hal ini dapat disebut dengan “Infantile Amnesia,” di mana ada hubungannya dengan peran sistem kekebalan tubuh dalam memoderasi akses terhadap memori tersebut.
“Amnesia masa kanak-kanak (Infantile Amnesia) merupakan ingatan yang paling umum untuk hilang dan seringkali tidak kurang dihargai pada manusia, bahkan mamalia sekalipun," katapl Tomás Ryan, Ahli Saraf di Trinity College Dublin.
Jika diingat autobiografi mental kita, selalu dimulai dari ulang tahun kedua ataupun ketiga. Bukan berarti otak kita tidak mampu memahami dunia sebelum usia ini. Penelitian pada tikus juga menunjukkan bahwa otak kita sepenuhnya mampu membentuk ingatan dan menyimpannya di perpustakaan neurologis dalam bentuk struktur yang disebut engram.
“Meskipun relevansinya sangat luas, hanya sedikit yang diketahui tentang kondisi biologis yang mendasari amnesia ini dan pengaruhnya terhadap sel-sel engram yang mengunci setiap memori. Sebagai masyarakat, kami berasumsi bahwa amesia pada bayi adalah fakta kehidupan yang tidak dapat dihindari, jadi memang kurang memperhatikannya," katanya.
Kunci dari proses ini tampaknya adalah protein kekebalan kecil yang disebut sitokin IL-17a. Tikus jantan yang lahir dari ibu yang direkayasa tanpa protein ini masih mengalami amnesia masa kanak-kanak ketika respons imun yang sama dipicu selama kehamilan.
“Perkembangan otak saat awal-awal mempengaruhi apa yang kita ingat atau lupakan saat kita melewati masa bayi,” kata ahli saraf Sarah Power, penulis utama studi yang kini berada di Max Planck Institute for Human Development di Jerman.
BACA JUGA:
“Kami sekarang berharap untuk menyelidiki secara lebih rinci bagaimana perkembangan mempengaruhi ingatan dan saat mengingat kenangan masa kanak-kanak, yang dapat memiliki sejumlah dampak penting baik dari sudut pandang pendidikan dan medis," tuturnya.
(Marieska Harya Virdhani)