Mengenal Hewan Bintang Rapuh, Fosilnya Baru Saja Ditemukan Peneliti

Arsitta Dwi Pramesti, Jurnalis
Senin 06 November 2023 10:10 WIB
Mengenal hewan bintang rapuh (Foto: Science Times)
Share :

JAKARTA - Pernah mendengar hewan bintang rapuh? Hewan bintang rapuh memang memiliki tampilan yang mirip dengan bintang laut. Tetapi, walau tampilannya mirip, mereka bukan spesies yang sama. Baru-baru ini, fosilnya yang berusia jutaan tahun, ditemukan oleh peneliti.

Ahli paleontologi telah menemukan sisa-sisa fosil bintang rapuh Devonian di 'unit atas' Formasi Baviaanskloof di Afrika Selatan. Era Paleozoikum didominasi oleh kehadiran bintang-bintang rapuh tipe 'kuno'. Organisme ini memiliki morfologi lengan yang sangat berbeda dengan tipe 'modern' atau bintang rapuh kelompok mahkota.

 BACA JUGA:

Apa Itu Bintang Rapuh?

Dilansir dari Science Times, Senin (6/11/2023), bintang rapuh adalah salah satu invertebrata laut di bawah filum Echinodermata di kelas Ophiuroidea. Secara ilmiah dikenal sebagai ophiuroids, kebanyakan dari mereka adalah pemakan bangkai yang memakan makhluk mati dan rumput laut. Saat ini, mereka diwakili oleh lebih dari 2.000 spesies dan diketahui dari banyak catatan fosil khususnya di belahan bumi utara.

Echinodermata ini hidup di berbagai habitat di seluruh dunia, dengan 73 spesies hidup di Arktik saja. Mereka juga dapat berkembang biak di perairan laut dalam dan dangkal.

Karena adanya lima lengan, bintang rapuh terkadang disalahartikan sebagai bintang laut (Asteroidea). Namun, bintang rapuh memiliki anggota tubuh yang panjang seperti cambuk yang panjangnya bisa mencapai 23 inci (60 cm). Mereka menggunakan lengan panjang ini untuk mencari makan dengan menangkap partikel yang jatuh di kolom air. Mereka mengaduk sedimen saat menggali, menyebabkan nutrisi di dasar laut didaur ulang yang pada gilirannya mempengaruhi distribusi spesies dasar laut lainnya.

 BACA JUGA:

Perluasan jangkauan mereka baru-baru ini menunjukkan hidup berdampingan antara bentuk-bentuk 'modern' dan 'kuno' hingga setidaknya periode Trias. Penurunan tipe purba ini terkait dengan Revolusi Laut pertengahan Paleozoikum yang melibatkan peningkatan keragaman strategi predator di lingkungan perairan dangkal di lintang rendah.

Seperti yang dijelaskan oleh ahli paleontologi Caitlin Reddy dari Universitas Rhodes, hubungan antara bintang rapuh tipe kuno dan modern masih kurang dipahami. Dalam sebuah studi baru, Reddy dan rekan-rekannya meneliti sisa-sisa fosil bintang-bintang rapuh kuno untuk mendapatkan lebih banyak wawasan tentang karakteristiknya.

Tim mengumpulkan cetakan dan cetakan alami yang ditemukan dalam kondisi hampir sempurna di Lembah Sungai Kromme. Semua sisa-sisa diawetkan sebagai rongga kosong, dengan semua jejak kerangka kalsit terlarut.

Analisis morfologi spesimen mengungkapkan keberadaan dua spesies berbeda: spesies baru bintang rapuh encrinasterid yang disebut Krommaster spinosus yang ditandai dengan duri yang sangat besar, dan spesies bintang rapuh cheiropterasterid yang telah dijelaskan sebelumnya disebut Hexuraster weitzi.

 BACA JUGA:

Spesimen tersebut ditemukan berusia hampir 410 juta tahun, rekor tertua yang diketahui mengenai bintang rapuh dari seluruh benua super Gondwana yang kemudian terpecah menjadi Amerika Selatan, India, Afrika, Antartika, Madagaskar, dan Australia. Ada juga beberapa dari sedikit yang diketahui berasal dari wilayah kutub kuno, karena Afrika bagian selatan dulunya berada dalam lingkaran Antartika.

Temuan penelitian ini sangat penting dalam memahami diversifikasi awal bintang rapuh karena sebagian besar spesies awal yang diketahui diperoleh dari batuan yang terbentuk di dekat khatulistiwa. Kebanyakan dari mereka ditemukan di superbenua utara Laurasia yang kemudian terpecah menjadi Amerika Utara, Eropa, Greenland, dan sebagian Asia.

(Marieska Harya Virdhani)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya