4. Dewi Sartika
Selain R.A Kartini, Indonesia juga memiliki pahlawan wanita yang perkasa bernama Dewi Sartika. Wanita kelahiran 4 Desember 1884 di Cicalengka, Jawa Barat ini merupakan salah satu tokoh pahlawan wanita yang memperjuangkan hak wanita, khususnya di bidang pendidikan.
Didirikannya Sekolah Istri pada 1904, menjadi bukti komitmen Dewi Sartika. Sekolah yang mengajarkan menjahit, merenda, menyulam, memasak, mengasuh bayi, dan juga agama ini, diperuntukkan nahi para istri ayau wanita yang ingin mengenyam pendidikan. Atas jasa Dewi Sartika, perempuan Indonesia memiliki hak yang saya untuk merasakan nikmatnya ilmu.
BACA JUGA:
5. K. H. Hasyim Asy’ari
Daftar ini kembali dihiasi oleh tokoh muslim yang berjasa di dunia pendidikan. Ulama dan pahlawan nasional kelahiran 14 Februari 1871 ini, dikenal dengan nama Hasyim Asy'ari. Hasyim Asy’ari pemrakarsa dari berdirinya Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Pada perjuangannya, Hasyim Asy'ari sangat perduli dengan dunia pendidikan, terutama bagi kaum muslim. Atas kegigihannya, Hasyim Asy'ari berhasil mendirikan pesantren terbesar di Pulau Jawa bernama Pesantren Tebu Ireng. Sekolah pendidikan agama yang megah ini, ia dirikan setelah kepulangannya menimba ilmu di Mekkah pada 1899.
6. Rohana Kudus
Pahlawan wanita ini menjadi penutup daftar pahlawan pendidikan pada pembahasan kali ini. Ia adalah Rohana Kudus. Seorang pers wanita yang sangat peduli akan dunia pendidikan bagi wanita. Rohana Kudus menunjukkan kepeduliannya dengan mendirikan sekolah keterampilan khusus perempuan dengan nama Sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS).
Berdiri sejak tahun 1911 di Koto Gadang, sekolah ini mengajarkan baca-tulis, mengelola keuangan, pendidikan agama, budi pekerti, dan bahasa Belanda. Atas jasanya di dunia pendidikan Indonesia, maka tak heran jika Presiden Joko Widodo menetapkan Rohana Kudus sebagai pahlawan nasional pada 2019 silam.
Nah, itu dia pahlawan pendidikan Indonesia. Dari segenap perjuangan mereka dalam gemerlapnya kecerdasan bagi rakyat Indonesia. Kita patut bersyukur dan berterima kasih, serta terus meneruskan perjuangan menuju Indonesia cerdas dan gemilang.
(Dani Jumadil Akhir)