Sama halnya dengan, M. Sczasimbi Barantis Putra (19) mahasiswa semester 5, Jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Lampung (Unila). Ia juga turut mendukung aturan baru Mendikbudristek Nadiem itu. Dia menilai selain dapat mengurangi rasa takut mahasiswa terhadap lamanya penyusunan skripsi di bangku perkuliahan, juga dapat meningkatkan kreativitas di bidangnya masing-masing.
BACA JUGA:
"Skripsi ini jadi tolak ukur keberhasilan dalam melakukan perkuliahan di Universitas anak-anak takut apakah bisa berhasil atau enggak. Oleh karena itu dengan dihapusnya menurut aku oke oke aja karena bisa mengurangi rasa takut kita sebagai mahasiswa dan juga bisa meningkatkan kreativitas kita dan kemauan kita gimana," kata Putra.
Terlebih mahasiswa, kata Putra juga dapat secara aktif turun langsung ke masyarakat memberikan kontribusi positif melalui proyek-proyek sebagai pengganti skripsi tersebut. "Lebih bagus aja karena turun di masyarakat kalau di skripsi belum tentu bakal diterapkan ke masyarakat. Sedangkan kalau ada project itu kita sebagai lulusan tidak cuma hanya pintar di teori aja tetapi bisa juga lebih paham dengan apa yang ada di lapangan," tuturnya.
(Marieska Harya Virdhani)