JAKARTA - Para akademisi di bidang kesehatan sepakat untuk memajukan fasilitas dan pelayanan kesehatan pasien kanker. Perawat menjadi ujung tombak saat melayani pasien kanker baik di rumah sakit atau di rumah. Karena itu, dalam hal ini Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) sepakat untuk menandatangani perjanjian kerja sama untuk mendukung peningkatan kapasitas para perawat.
UI dan UGM sepakat menyediakan program beasiswa spesialis onkologi bagi perawat di FIK-UI dan pelatihan dasar keperawatan onkologi (Basic Oncology Nurse Training/BONT). Kerja sama ini menjadi langkah penting yang dilakukan mengingat pentingnya peranan perawat spesialis onkologi dalam penanganan pasien kanker.
BACA JUGA:
Di Indonesia, spesialis medis Onkologi masih sangat kurang dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM), padahal penderita kanker di Indonesia sendiri terbilang cukup tinggi dengan penyebab kematian yang juga tinggi. Salah satu upaya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI adalah menetapkan kanker menjadi salah satu prioritas dalam transformasi kesehatan di Indonesia, termasuk memaksimalkan ketersediaan layanan kanker yang tersebar di seluruh Indonesia.
Namun, ketimpangan jumlah penyebaran fasilitas pelayanan kanker serta terbatasnya jumlah tenaga medis ahli khusus kanker masih menjadi tantangan dalam penanganan kanker. Di tahun 2018, WHO mencatat tenaga perawat di Indonesia hanya 2,4 per 1000 penduduk. Selain itu, perawatan di Indonesia mengandalkan on the job training, dan sering dipindah-pindah. Sehingga, membatasi jumlah pengalaman perawat Onkologi.
Roche bersama dengan Pusat Kanker Nasional RS Dharmais, Fakultas Ilmu Keperawatan -
Universitas Indonesia (FIK-UI), dan Himpunan Perawat Onkologi (HIMPONI) yang didukung Kementerian Kesehatan RI membangun kemitraan untuk memperkuat kapasitas perawat onkologi.
"Dalam hal ini ada tiga strategi untuk penguatan keperawatan Onkologi, yakni dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang," kata Access, Comms & Health Sysrem Value Strategy Director, Roche Indonesia, Lucia Erniawati, saat proses penandatanganan kemitraan di kantor Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan, Kemenkes, Jumat (11/8/2023).
BACA JUGA:
"Jangka pendek adalah, standarisasi kompetensi keperawatan Onkologi dasar dan peningkatan jumlah perawat bersertifikat, jangka menengah peningkatan jumlah ahli spesialis keperawatan Onkologi sebagai mitra strategis dokter Onkologi dalam penanganan kanker, dan jangka panjangnya, memastikan akselerasi dan kelanjutan program pengembangan perawatan Onkologi di Indonesia," tutur Lucia.
Sementara itu, Direktur RS Kanker Dharmais, Dokter R. Soeko Werdi Nindito, menyampaikan kemitraan tersebut bisa menjadi penguatan kompetensi perawat di bidang pelayanan kanker yang mencapai tahapan baru, dengan mengundang mitra baru yakni FK-KMK UGM.
“Penguatan kapasitas perawat onkologi memiliki peran penting dalam membangun jejaring pelayanan kanker nasional,” kata Dokter Soeko.
(Marieska Harya Virdhani)