BACA JUGA:
“Angkanya dari tahun 2022-2025, ada 1000 orang penerima beasiswa untuk spesialis dan sub spesialis dan 500 untuk fellowship. Lalu untuk tujuan negara mana saja dan universitas mana saja di dunia, itu tergantung Kemenkes yang menentukan,” kata Agam.
Hal senada diungkapkan oleh Dirjen Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan drg. Arianti Anaya, MKM. Menurutnya, saat ini salah satu bidang kesehatan yang tengah dipacu adalah penanganan kanker atau spesialis onkologi. Maka peningkatan kualitas dan kompetensi harus terus dibangun agar Indonesia memiliki SDM kesehatan yang mumpuni.
“Tentunya penanganan kanker ini bukan hanya kuratif tapi juga promotif.Dengan meningkatnya dokter onkologi sedang kita pacu, tingkatkan tenaga kesehatan. Kita gak bisa sendiri. Untuk mencapai ke tahapan itu kita harus bisa bangun yang punya kompetensi dan mumpuni. Semua tenaga kesehatan itu berpartner, bukan bawahannya. Semua harus berpartner agar kita punya SDM yang memadai dan tidak ada lagi yang berobat ke luar negeri,” ucap Arianti.
(Marieska Harya Virdhani)