JAKARTA - 10 contoh teks anekdot singkat berbagai tema dan struktur lengkap adalah teks cerita singkat yang menghibur dan bercerita tentang kejadian sehari-hari yang lucu. Cerita anekdot memiliki alur yang sederhana dan fokus kepada kejadian tertentu.
Tujuan teks anekdot adalah untuk mengundang tawa bagi orang yang membacanya. Selain itu, juga terdapat teks anekdot yang bertujuan menyindir dengan cara-cara yang lucu, tetapi pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Teks anekdot ini dapat dituliskan dalam bentuk prosa atau dialog.
BACA JUGA:
Berikut 10 contoh teks anekdot singkat yang dirangkum Okezone dari berbagai sumber (10/8/2023)
1. Tentang Muka Pejabat
Suatu hari Cecep dan Udin sedang mengobrol di acara reuni sekolah.
Cecep: "Wah, kamu jadi pejabat, ya?".
Udin: "Kok tahu kamu?",
Cecep: "Ya, tahulah...wajahmu kan terlihat seperti gambar uang".
Mereka langsung tertawa bersama dan terbawa dalam suasana gembira.
2. Rasa Suka yang Mendalam
Cerita tentang seorang pelajar SMA bernama Adi yang sedang kasmaran dengan perempuan bernama Nona.
Saat di sekolah Adi ditanya oleh gurunya, tentang mengapa dia ingin menjadi panitia acara di sekolah.
Guru: “Adi, mengapa kamu mau jadi panitia?
Adi: “Sudah jelas, Bu. Aku ingin bersama Nona, hehe”
Guru: “Oh, Nona! Pikiranmu hanya dipenuhi oleh Nona saja,”
Setelah beberapa hari kemudian, Adi mendaftar lomba cerdas cermat dan kedua temannya pun bertanya alasan mengapa ia ingin ikut lomba cerdas cermat.
Doni: “Di, mengapa kamu ingin ikut lomba?”
Indra: “Ah, jelas dong. Karena kamu ingin melihat Nona kan. Benar kan, Di?”
Adi: “Tentu saja, bro! Nona nomor satu, selalu ada di hati,”
Suatu hari, saat Adi sedang berada di jalan raya, dia melihat seorang nenek tua yang ingin menyeberang. Adi dengan cepat menyeberangkan nenek tersebut ke sisi lain jalan.
Nenek: “Dek, kamu kenapa sebrangin nenek?”
Adi: “Supaya dapat Nona, Nek.”
Nenek: “Lho tapi kan nenek ga mau nyebrang. Pie toh dek?”
BACA JUGA:
3. Punya Baju Termahal
Suatu hari Ammar dan Sean sedang bersantai di kantin sekolah dan mengobrol tentang baju termahal.
Ammar: “Sean, ternyata banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!”
Sean: “Kalau masalah itu aku juga sudah tau, Mar!”
Ammar: “Saking kayanya mereka, sampai mampu memiliki baju termahal di Indonesia.”
Sean: “Hah, baju termahal di Indonesia? Baju apa itu?”
Amar: “Yah, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK.”
Sean: “Kok malah baju tahanan KPK?” (Bingung)
Amar: “Iyalah, coba saja kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang negara 1 milyar terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut.”
4. Kantin Sekolah
Seorang guru sedang mengabsen anak muridnya sebelum memulai pelajaran.
Guru: “Intan?”
Intan: “Hadir, pak!”
Guru: “Alda?”
Alda: Hadir, pak!”
Guru: “Arkan?”
Pak guru tidak mendapat jawaban. Tiba-tiba, Arkan pun masuk ke kelas.
Guru: “Abis dari mana saja kamu, Arkan?”
Arkan: “Maaf pak, tadi saya habis sarapan di warung depan sekolah.”
Guru: “Loh, ngapain kamu jauh-jauh ke sana. Kita kan sudah punya kantin di seberang UKS.”
Arkan: “Itu kantin, pak? Saya kira petakan, kecil banget!”
Para murid pun tertawa mendengar jawaban Arkan
5. Beli Roti
Pada pagi hari yang cerah, Azam sengaja belum sarapan karena ingin membeli bubur di depan komplek. Namun, tiba-tiba ia mendengar bel pedagang roti. Tanpa pikir panjang, Azam pun langsung menuju teras rumah untuk memanggil si tukang roti.
Azam: “Bang, jual roti apa aja?”
Tukang roti: “Banyak macamnya mas, lihat dan pilih saja sendiri.”
Azam: Ini apa, “Bang?”
Tukang roti: “Kalau yang ini nanas, Mas.”
Azam: “Kalau yang ini apa?”
Tukang roti: “Srikaya.”
Azam: “Bang, kalau yang ini?”
Tukang roti: “Blueberry, Mas.”
Azam: “Lho gimana sih, terus mana rotinya, saya mau beli roti bukan buah, kok dari tadi yang disebutkan buah-buahan aja, ya udah deh saya ga jadi beli.”
Tukang roti: (Bengong dan kemudian malah jatuh pingsan.)
6. Kisah Suatu Negara
Ada dua orang sahabat lintas negara bernama Susanti dan Sarah. Mereka berdua sedang santai memperbincangkan mengenai kelucuan sebuah negara.
Susanti: “Swiss itu negara yang lucu.”
Sarah: “Mengapa?”
Susanti: “Sebab negara Swiss mempunyai kementerian angkatan laut. Padahal mereka tidak memiliki wilayah laut.”
Mendengar ucapan Susanti, Sarah pun tertawa terbahak-bahak. Namun, Sarah segera berhenti tertawa.
Sarah: “Tapi asal negaramu sepertinya lebih lucu.”
Susanti “Lho, mengapa?”
Sarah: “Sebab negaramu punya kementerian urusan uang. Padahal, kalian tak punya uang.”
Susanti: (Menutup mukanya karena malu).
7. Bermain di Kebun
Suatu hari di sebuah keluarga yang bahagia ada sepasang kakak beradik yang pergi untuk berkebun, namun tiba-tiba mereka pulang dengan tergesa-gesa.
Kakak : “Mah, tolong ini gawat, adik menelan kecoa mah!”
Mama : “Astaga kok bisa sih kak! Bagaimana ceritanya? Cepet kamu panggil ayah supaya ayah bawa dokter kesini,”
Kakak : “Oh kalau gitu tambah menjadi masalah buuu, tunggu bentar aja kecoanya mati, soalnya kakak udah kasih adik racun serangga tadi,”
BACA JUGA:
8. Masalah Telinga
Pada suatu pagi yang cerah, datanglah seorang lelaki dengan langkah bergegas sambil memegangi kedua telinganya karena luka bakar.
Dokter: "Lho telinga Anda kenapa lagi, Pak?"
Pasien: "Begini, Dok, ceritanya, waktu itu saya sedang menyetrika pakaian tiba-tiba telepon mendadak berbunyi dan berdering. Kemudian, dikarenakan refleks, akhirnya saya melekatkan setrika pada telinga kiri saya, Dok."
Dokter: "Oh begitu toh ceritanya, saya tentu tahu apa yang Bapak rasakan. Lalu, untuk telinga yang sebelah kanan itu kenapa, Pak?"
Pasien: "Nah, inilah masalahnya, Dok, si orang enggak jelas itu kembali menelepon saya..."
9. “Minum Obat”
Saat bulan puasa, Deden memang biasa menghabiskan waktu bersama kakeknya menonton televisi. Saat menyaksikan televisi, mereka melihat iklan obat sakit kepala yang mengklaim bahwa obat itu bisa diminum kapan saja.
Beberapa hari kemudian, di tengah hari yang panas, sang kakek mengeluhkan sakit kepala.
Kakek: “Cu, bisa kamu belikan obat yang seperti di iklan kemarin? Kakek sakit kepala,”
Deden: “Baik, kek. Deden ambil dulu uangnya,”
Deden pun langsung berangkat membeli obat pesanan sang kakek. Sampai di rumah, Deden memberikan obat sakit kepala tersebut kepada sang kakek. Sang kakek langsung beranjak dari tempat duduknya dan menuju dispenser serta mengambil air putih.
Deden kaget melihat kakeknya.
Deden: “Loh, kakek kan sedang puasa. Kok minum obat sih kek?” Kakek: “Kenapa memang? Kemarin kata iklan, obat sakit kepala ini bisa diminum kapan saja. Makanya kakek minta dibelikan yang ini,”
10. Dosen Ilmu Politik Jarang Berdiri
Andrian : “Jok, kamu perhatiin deh gerak-gerik pak Agus, dosen ilmu politik kita.”
Joko : “Lah, emang kenapa ndri?”
Andrian : “Kalau sedang mengajar, dia ga pernah berdiri lama-lama, ga pernah pergi jauh dari tempat duduk.”
Joko : “Kan beliau sudah tua, yah mungkin saja karena beliau ga kuat berdiri lama.
Andrian : “Tau ga, beliau tu mirip banget sama pejabat kalau kaya gitu.
Joko : “Ha, kok pejabat, apa hubungannya?”
Andrian : “Iya pejabat, gabisa jauh dari kursi jabatannya, harus diduduki karena takut diduduki orang lain.”
Selain itu, terdapat juga struktur teks anekdot, antara lain:
1. Abstraksi
Abstraksi ini adalah gambaran awal dalam sebuah cerita anekdot.
2. Orientasi
Orientasi adalah pengenalan, mulai tokoh, kondisi, latar atau setting, dan lain sebagainya.
BACA JUGA:
3. Krisis
Krisis adalah ketika puncak masalah terjadi. Biasanya krisis ini diisi dengan sindiran yang akan ditujukan pada seseorang atau sekelompok orang yang ada di cerita. Krisis ini bisa terjadi berulang kali, tergantung ceritanya.
4. Reaksi
Reaksi adalah tanggapan yang diberikan orang sekitar terhadap krisis yang telah diberikan. Banyaknya reaksi tergantung dengan banyaknya krisis yang ada dalam cerita.
5. Koda
Koda adalah bagian akhir cerita yang menunjukkan situasi terakhir pada setting cerita. Koda adalah bagian penting yang harus ada di dalam sebuah teks anekdot.
Itu dia penjelasan tentang teks anekdot, beserta contoh dan strukturnya.
(Marieska Harya Virdhani)