Sementara Krisma, yang merupakan guru sosiologi di SMA Negeri 3 Banjar merasa sangat bersyukur bisa terpilih dan mendapatkan kesempatan berkunjung ke sekolah di Australia. Menurutnya, dari ratusan pelamar program pertukaran guru, hanya 20 orang yang mendapat kesempatan berangkat ke Australia. Sehingga ketika terpilih dalam program ini, Krisma bertekad untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
“Saya bersyukur bisa merasakan iklim pembelajaran di sekolah Australia. Saya mengajar sosiologi ke siswa kelas 11 di sekolah Canberra. Mereka sangat aktif bertanya dan menyampaikan pendapat, kelas sangat hidup," tutur Krisma.
Shellee Nikolau dari UC Senior Secondary College merasa mendapat penyegaran dengan hadirnya guru dari Indonesia. “Sudah lama saya tidak berbahasa Indonesia,
hampir saja saya lupa. Kedatangan mereka memberikan penyegaran terhadap kemampuan bahasa Indonesia saya. Bahkan kepala sekolah menugaskan saya untuk membuka kelas bahasa Indonesia pada tahun depan," paparnya.
BACA JUGA:
Apa Itu Program BRIDGE?
BRIDGE sendiri merupakan program untuk membangun kemitraan antara siswa, guru, dan komunitas sekolah Australia dengan Indonesia. BRIDGE menfasilitasi kolaborasi, melatih keterampilan bahasa, dan mengembangkan persahabatan antara guru dan siswa Australia dengan sekolah mitra di Indonesia. Tujuannya untuk menyiapkan siswa menjadi warga dunia.
(Marieska Harya Virdhani)