Resensi Buku: Bumi Manusia

Reza Hardiyanti, Jurnalis
Minggu 02 April 2023 06:01 WIB
Buku Bumi Manusia (Dok: Goodreads)
Share :

Seperti apa yang dikatakan oleh Nyai Ontosoroh “Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena pengalamannya sendiri.”

Nyai Ontosoroh memiliki perusahaan Boerderij Boeitenzorg yang berarti istana tanpa kecemasan. Nyai juga memiliki pengawal yang tampak menyeramkan, bernama Darsam. Peran Darsam boleh dibilang penting bagi keluarga Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh sebagai istri dan dua anaknya. Peran Darsam begitu besar. Ia bukan "pembantu" biasa.

Kesetiaan Darsam tidak diragukan, ketika Nyai Ontorosoh dikecam warga di pengadilan, Darsam lah yang membela dan melindunginya. Begitupun dalam mengawal Minke agar aman dari pembunuh bayaran yang mengincarnya.

Kehadiran novel Bumi Manusia seolah-olah membawa semua orang ke masa di mana pemerintah Hindia Belanda menjajah negeri ini. Pembaca dapat menyaksikan peristiwa yang terjadi pada masa itu dan bagaimana kegigihan pribumi dalam memperjuangkan keadilan.

Karena kepopuleran novel ini, sutradara Hanung Bramantyo mengadaptasikan novel ini menjadi sebuah film. Dengan memilih aktor yang popularitasnya cukup tinggi. Yaitu Iqbal Ramadhan yang berperan sebagai tokoh utama, yaitu Minke.

Film yang berdurasi kurang lebih tiga jam ini sangat menarik untuk ditonton karena banyak memberikan nilai-nilai sejarah. Penggambaran alur cerita pun cukup ringan dibandingkan dengan bukunya yang menggunakan bahasa cukup tinggi sehingga pembaca harus berpikir keras dalam memahami alur ceritanya.

Kelemahan dari film Bumi Manusia adalah masih banyaknya polemik yang tidak sesuai dengan buku aslinya.

Seperti perdebatan antara Minke dengan Sarah dan Miriam de la Croix, kisah Nyai Ontosoroh dan Maiko yang tidak dikuak secara mendalam, hingga diskusi antara Minke dengan guru favoritnya yang mengajar bahasa dan sastra di HBS (HogereBurgerschool). Magda Peters hanya mendapat porsi sedikit di film ini.

Walaupun begitu, kehadiran novel dan film ini banyak memberikan pesan dan tentunya menambah wawasan, film ini juga menarik untuk ditonton oleh kalangan remaja karena menceritakan sejarah yang dibalur oleh kisah cinta Annelies dengan Minke.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa manusia memang dituntut untuk bisa menyesuaikan dengan segala perubahan yang ada. Tapi kebudayaan sendiri jangan sampai tergantikan atau hilang karena itu adalah jati diri atau identitas sebuah bangsa.

Reza Hardiyanti adalah Mahasiswa UIN Bandung. Penulis juga aktif dalam Presma Suaka UIN Bandung.

(Widi Agustian)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya