Gagasan yang Zahra buat tersebut tidak semata untuk memutus rantai cyberbullying. Karya cemerlangnya ini juga digunakan sebagai sarana untuk menggalakkan program Profil Pelajar Pancasila oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Dengan menerapkan nilai Pancasila, tokoh dalam motion comic ini dapat menyelesaikan permasalahannya dengan tepat,” tandas gadis berhijab ini.
Bertekad untuk bisa menyelesaikan sarjana 3,5 tahun bersama saudara kembarnya, Zahra menyebutkan bahwa manajemen waktu adalah salah satu kesulitan yang dialaminya.
Namun, hal itu tidak mematahkan semangatnya untuk bisa memberikan karya yang terbaik di tahun terakhirnya di ITS.
“Dengan motion comic Sekawan Berpijar ini, saya berharap agar generasi muda Indonesia bisa menerapkan dimensi Profil Pelajar Pancasila sebagai anti-cyberbullying,” tutupnya penuh harap.
(Natalia Bulan)