Anak Punya Minat Menggambar? Ini Cara Orangtua Mengembangkan Bakatnya Menurut Psikolog

Natalia Bulan, Jurnalis
Kamis 09 Maret 2023 17:01 WIB
Psikolog Anak Reti Oktania M.Psi di acara Pengumuman Pemenang HiLo School Poster Drawing Competition (HPDC) 2022/Istimewa
Share :

JAKARTA - Melihat anak memiliki minat dalam hal-hal yang positif tentunya menjadi hal yang membuat orangtua turut senang.

Ada banyak kegiatan dan hobi positif yang bisa dilakukan oleh anak-anak dan juga menunjukkan potensi dan bakat yang mereka miliki.

Salah satunya adalah menggambar. Hobi yang satu ini memang banyak digemari oleh anak-anak yang mulai beranjak dewasa.

Meski begitu, hobi yang satu ini tidak bisa dipandang sebelah mata saja karena ternyata ada banyak manfaat yang bisa dirasakan dari menggambar.

Ada beragam manfaat dari kegiatan menggambar bagi anak-anak yang tidak diketahui dan disadari banyak orangtua.

Hal ini diungkapkan oleh Psikolog Anak dari The Little Wisdom, Reti Oktania, M.Psi., melalui acara konferensi pers penutupan rangkaian kegiatan HiLo School Poster Drawing Competition (HPDC) 2022.

"Terdapat beragam manfaat bagi anak jika diberikan kesempatan untuk menggambar secara bebas (free drawing). Tidak hanya mampu meningkatkan kreativitas, namun anak juga dapat belajar banyak hal, mulai dari sebab-akibat, sarana mengekspresikan diri, meningkatkan kemampuan motorik, hingga memungkinkan mereka menuangkan ide dengan lebih dari satu cara," jelasnya.

Dalam hal ini, peran orangtua sangat penting untuk mengoptimalkan pengalaman yang positif bagi anak.

Menurutnya, proses dan hasil karya anak bermula dari pengalamannya dalam mengenali lingkungan sekitar.

Reti juga mengungkapkan bahwa menggambar, terutama dalam 'free drawing' ada tahapannya bagi anak-anak yang disebut Art Development.

Tahapan yang pertama disebut The Scribbling Stage yang terjadi pada anak usia 2-4 tahun. Pada tahap ini, anak-anak akan menggambar semau mereka.

Goresan acak dan berulang adalah cara anak untuk mengekspresikan dirinya dan belum berbentuk estetik, namun anak-anak akan puas dengan hasil karyanya.

Apa yang bisa dilakukan orangtua pada tahap ini? Orangtua bisa ajak anak menamai dan memaknai gambarnya dengan bertanya 'ini apa?'.

Tidak perlu mengkritik dan mengkoreksi anak di tahap ini. Motivasi anak untuk terus berkarya dan perluas wawasannya dengan melihat banyak jenis gambar.

Tahap selanjutnya adalah The Pre-schematic Stage yang terjadi pada anak usia 4-7 tahun. Di tahap ini anak akan melakukan conscious creating.

Yaitu ketika anak mulai menghasilkan karya yang mempresentasikan apa yang akan ia jumpai sehari-hari.

Anak akan mulai menggambar konsisten misalnya bentuk gambar orang dengan cara yang sama.

Apa yang bisa orangtua lakukan di tahap ini? Orangtua bisa mulai bertanya kepada sang anak soal karyanya, bagaimana perasaannya setelah menghasilkan karya dan darimana ia mendapatkan ide tersebut.

"Be curious, daripada memberi kritik atau penilaian pada anak, orangtua lebih baik penasaran dengan bagaimana proses anak dalam menggambar karena ini akan mengasah pola pikir anak," jelas Reti.

Menurutnya, dengan terasahnya pola pikir anak, maka di masa depan ia akan mengetahui apa yang sedang ia kerjakan.

"Ajak anak untuk mengamati, berdiskusi agar bisa mengasah pola pikir anak," tambahnya.

Tahapan selanjutnya adalah The Schemathic Stage yang terjadi di usia 7-9 tahun.

Di sini anak akan mengalami schematic details, ketika mereka mulai memiliki skema gambar yang konsisten dan mulai menunjukkan detail unik yang merepresentasikan pengetahuannya akan objek yang ia gambar.

Apa yang bisa orangtua lakukan dalam tahap ini? Orangtua bisa menambah wawasan anak dengan mengajaknya mengobservasi detail-detail objek yang ia jumpai sehari-hari.

Diskusi juga mengenai tema gambar yang dihasilkan anak, bukan hanya menamai objek yang digambarnya.

Tahap terakhir adalah The Dawning Realism yang dialami anak usia 9-12 tahun. Di tahap ini anak akan mengalami creative outlet.

Yaitu, anak akan menggambar bukan sekadar menuangkan ide akan skema yang ia temui sehari-hari, tetapi sudah merupakan wadah kreativitas. Anak juga sudah bisa frustrasi saat hasil karyanya tak sesuai apa yang diharapkannya.

Apa yang bisa dilakukan orangtua saat tahap ini? Ketika anak sudah mencapai di titik ini, orangtua harus sudah bisa menerima apa yang sedang dialami anaknya.

Biarkan anak stres dan frustrasi ketika ia sedang berkarya dan tidak perlu membandingkan hasil karya anak dengan yang lainnya.

Karena di tahap ini anak sedang mengembangkan 'awareness of self in art', ketika ia menyadari gaya menggambarnya berbeda dari orang lain.

Pada kesimpulannya adalah, peran orangtua dalam mendukung segala usaha anak adalah sangat penting dan jangan sampai mematahkan semangat mereka juga dalam berkarya.

Peran orangtua juga bisa dengan mengoptimalkan pengalaman yang positif bagi anak, mulai dari bagaimana menjaga kesehatan diri mereka, termasuk dengan mengkonsumsi makanan dan minuman bernutrisi, serta menciptakan lingkungan sehat yang berkelanjutan dan aman untuk perkembangan kemandirian anak.

Reti juga mengungkapkan bahwa seni bisa membantu anak mengembangkan beberapa nalar seperti, nalar individualitas, nalar menghargai diri sendiri, serta menghargai karya orang lain.

"Kemampuan otak bertanggung jawab akan terstimulasi (karena menggambar) dan nantinya akan terbiasa dengan hal itu di masa depan," jelasnya.

"Free drawing jadi outlet sehat untuk anak mengeluarkan kreativitasnya," tambahnya.

Melihat potensi yang besar itulah, HiLo School membuat kompetisi menggambar bertajuk HiLo School Poster Drawing Competition (HPDC) 2022 yang berjalan dari bulan September hingga Desember 2022 yang lalu.

Melalui program ini, HiLo School berupaya untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan anak-anak SD dalam menyampaikan ide dan tahun ini mengangkat tema 'Misi Menjaga Diri dan Bumi'.

Bukan sekadar kompetisi menggambar biasa, program ini juga menjadi ajang untuk HiLo School dapat mengedukasi gaya hidup sehat dan hijau kepada peserta, sejalan dengan kampanye Sekolah Sehat dari Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) RI serta mendukung upaya Sustainable Development Goals (SDGs).

(Natalia Bulan)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya