Keyboard Warrior dan Cyber Bullying: Sisi Gelap Media Sosial

Persma, Jurnalis
Senin 06 Maret 2023 17:05 WIB
Keyboard warrior dan cyber bullying di medsos. (Ilustrasi/Freepik)
Share :

KEYWBOARD warrior merujuk pada Urban Dictionary merupakan istilah yang diberikan kepada orang-orang yang melampiaskan emosinya melalui perantara teks di internet. Hal ini lantaran mereka tidak dapat mengekspresikannya secara langsung di dunia nyata.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan pelampiasan emosi tersebut tidak bisa dilakukan di dunia nyata. Faktor yang paling umum adalah karena kurangnya keberanian dan perasaan aman, mengingat sang keyboard warrior ini dapat leluasa melepas amarah di balik akun anonim tanpa berdampak apa-apa di kehidupan nyata.

Meskipun aksi keyboard warrior tidak berpengaruh pada kehidupannya, ketikan jahat mereka dapat memengaruhi hidup orang lain. Satu komentar pedas dari seseorang yang bahkan tidak kita kenal bisa saja merusak hari.

Pada kasus ini, publik figur sering menjadi sasaran empuk para keyboard warrior, walaupun tidak menutup kemungkinan orang biasa juga diserang. Perasaan iri, inferior, ataupun ingin mendapat perhatian melatarbelakangi seseorang untuk melakukan hal itu.

Perilaku para keyboard warrior ini dapat tergolong sebagai tindakan bullying. Intensitas bullying di dunia maya meningkat lebih tajam dibandingkan dunia nyata karena sang pelaku tidak dapat melihat perubahan emosi ataupun kehancuran korban. Berdasarkan Bullying Statistics, pelaku cyber bullying tidak selalu anak muda, tetapi juga orang dewasa.

Ada beberapa tipe pelaku cyber bullying dewasa. Pertama, pelaku bully yang narsistik. Pelaku tipe ini biasanya merasa dirinya paling penting sehingga merasa tidak apa-apa untuk menjatuhkan orang lain.

Kedua, pelaku bully yang impulsif. Penyerangan dilakukan secara spontan karena stres, tertekan, dan segala sesuatu yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan korban.

Lalu, pelaku bully secara verbal. Ia dapat membuat rumor tentang si korban, mempermalukan si korban secara pasif agresif.

Terakhir, pelaku bully tambahan. Ia bukan dalang utama penyerangan, tetapi hanya ikut-ikutan ataupun hanya mengamati saat terjadi bullying karena takut dijadikan korban selanjutnya.

Media sosial tidak bisa sepenuhnya disalahkan atas fenomena ini karena semuanya kembali lagi kepada penggunanya. Sebagai manusia yang diciptakan dengan akal dan hati nurani kita harus bijak dalam menggunakan media sosial. Terlebih lagi ada jejak digital yang sifatnya abadi.

Ketika kita menyerang seseorang dengan komentar jahat, sebenarnya kita tidak mendapat keuntungan apa-apa. Kita juga tidak menjadi lebih baik daripada orang yang kita serang. Justru kita terlihat seperti pengecut yang hanya berani bersembunyi di balik keyboard.

Penulis : Talitha Nabila adalah mahasiswi Universitas Padjajaran yang juga aktif pada Pers Mahasiswa Vonis

Sumber: https://www.urbandictionary.com/define.php?term=Keyboard%20Warrior

https://www.themckeownclinic.co.uk/the-psychology-of-a-keyboard-warriors/

https://discover.hubpages.com/education/Online-Bullying-and-Keyboard-Warriors-Why-Normal-People-Attack-on-Social-Media

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya