Selain Ali, sebelumnya ada mahasiswa non muslim dari Australia yang mengambil S3 di Pendidikan Agama Islam.
Hal itu membuktikan tingkat inklusivitas UMM yang tinggi. Itu juga upaya Kampus Putih untuk menyiarkan masyarakat bahwa Islam yang diajarkan meruakan Islam yang menyejukkan.
“Sekarang Pak Fauzi bergelut di Muhammadiyah dan dapat aroma parfumnya. Kalau dulu bergelut dengan pandai besi dan kena percikan api, sekarang dapat bau parfum, terutama dari UMM. Jadi, siapapun boleh belajar Islam di sini, selama niatnya adalah berubah menjadi lebih baik. Faktanya, Pak Ali kini memiliki yayasan yang mengedepankan moderasi beragama,” pungkasnya.
(Natalia Bulan)