JAKARTA - Upacara adat bali berkaitan dengan kegiatan agama Hindu, yakni agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Bali. Upacara adat tersebut menjadi keseharian bagi masyarakat pulau Bali ini.
Ketika upacara berlangsung, masyarakat dapat ikut serta dalam upacara dengan menggunakan pakaian adat tradisional Bali dan sesuai dengan jenis upacara.
Wisatawan yang datang pun dapat menyaksikan upacara adat yang ada di pulau dewata ini.
Berikut beberapa upacara adat yang ada di Bali:
1. Upacara Ngerupuk
Upacara Ngerupuk dilaksanakan pada sehari sebelum hari Nyepi. Dengan tujuan untuk mengusir Bhuta Kala agar tidak mengganggu kehidupan manusia ketika sedang melakukan brata penyepian.
Upacara tersebut dimulai dengan mengobori rumah, menyemburi rumah dan pekarangannya dengan mesiu, dan memukul benda sampai menimbulkan suara gaduh.
Setelah upacara tersebut selesai, ada pawai ogoh-ogoh yang diarak dengan obor mengelilingi kawasan rumah warga.
2. Upacara Ngaben
Upacara Ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Bali sebagai ritual untuk menyempurnakan jenazah ketika kembali ke Sang Pencipta.
Upacara Ngaben terbagi menjadi 3 jenis, yaitu Ngaben Asti Wedana, Ngaben Sawa Wedana, Ngaben Swasta.
Upacara Ngaben asti Wedana dilaksanakan setelah jenazah dikubur. Upacara Ngaben Sawa Wedana dilaksanakan setelah jenazah diawetkan sebelum waktu ritual pembakaran berlangsung.
Sedangkan Upacara Ngaben Swasta, dilaksanakan untuk penduduk Bali yang tinggal di luar daerah atau jasadnya tak ditemukan.
3. Upacara Tumpek Landep
Upacara Tumpek Landep merupakan upacara yang dilakukan untuk mensucikan senjata dan peralatan yang dimiliki dengan sesaji dan juga doa. Upacara tersebut dipimpin oleh pemuka adat yang dilaksanakan di pura yang dianggap sakral dan juga lokasi yang tepat.
Semua senjata dan peralatan yang disucikan, diharapkan dapat memberi keberkahan untuk para pemiliknya.
4. Upacara Melasti
Upacara Melasti adalah upacara penyucian untuk diri sendiri ataupun untuk benda sakral milik pura.
Upacara Melasti ini bertujuan untuk meningkatkan bhakti kepada para dewa dan meningkatkan kesadaran masyarakat Hindu supaya agar dapat mengembalikan kelestarian lingkungan.
Agama Hindu memiliki kepercayaan bahwa sumber air seperti laut, danau atau mata air merupakan sumber kehidupan atau dengan sebutan lain merupakan tirta merta.
Sehingga pada upacara ini, masyarakat hindu berbondong-bondong datang ke laut atau sumber air lainnya dengan mengenakan pakaian putih dan membawa perlengkapan sembahyang.
5. Hari Raya Galungan
Galungan merupakan bahasa yang berasal dari Jawa Kuno yang artinya Menang.
Sehingga upacara ini merupakan upacara yang dilakukan untuk merayakan kemenangan melawan kejahatan.
Upacara Galungan ini juga dilakukan untuk memperingati terciptanya alam semesta beserta seisinya.
Umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Galungan ini pada setiap 210 hari perhitungan kalender di Bali.
6. Hari Raya Sarawati
Hari Raya Saraswati merupakan hari raya yang dilakukan untuk merayakan ilmu pengetahuan.
Apapun yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, seperti kitab dan buku akan didoakan di upacara Saraswati ini.
Masyarakat Hindu Bali melakukan upacara ini khusus untuk memuja atau mengagungkan Dewi Saraswati.
Yang mana, Dewi Saraswati merupakan dewi yang dipercaya membawa ilmu pengetahuan di bumi sehingga membuat manusia menjadi pintar dan berilmu.
Pada perayaan hari raya Saraswati ini juga terdapat penampilan pentas tari dan pembacaan cerita sampai hingga semalam suntuk.
7. Upacara Mepandes
Upacara Mepandes dilaksanakan ketika seorang anak sudah mulai memasuki masa remaja.
Upacara Mepandes bertujuan untuk menghilangkan nafsu buruk, seperti marah, kecemburuna, keserakahan, dan lainnya.
Pada upacara ini, 6 buah gigi taring seorang anak yang sudah beranjak dewasa akan dikikis.
(Natalia Bulan)