Profesor Ekonomi Pembangunan UNS Patenkan Dua Motif Batik Khas Sragen

Natalia Bulan, Jurnalis
Selasa 01 November 2022 17:14 WIB
Batik khas Sragen yang dipatenkan Profesor Ekonomi Pembangunan UNS/Dok. UNS
Share :

Motif batik pertama yang baru saja beliau patenkan bernama Bimantara.

Motif batik tersebut dikhususkan untuk memutihkan legenda yang ada di Gunung Kemukus.

Beliau menjelaskan bahwa Gunung Kemukus selama ini mendapat stigma negatif di masyarakat karena ada ritual pesugihan dengan cara-cara tidak senonoh dipraktikkan di sana.

Padahal jika ditilik lebih lanjut, Gunung Kemukus memiliki sejarah panjang tentang penyebaran agama Islam.

“Kemarin tujuan Kedaireka itu salah satunya adalah pemutihan untuk sejarah Pangeran Samudra. Saya sudah pernah bercerita sebelumnya bahwa ada hal-hal yang sifatnya negatif sehingga akan kita putihkan. Nah, salah satu bentuk yang kelihatan adalah dalam bentuk platform yang kita pakai yaitu baju yang kita pakai. Sekarang kan orang suka pakai batik, jadi kami membuat sebuah batik yang mewakili maksud atau tujuan kami. Bimantara itu artinya jiwa yang hebat. Saya ambil dari bahasa Sansekerta,” jelasnya.

Sementara itu, motif batik kedua yakni Abhipraya. Berbeda dengan motif Bimantara yang hanya berfokus pada legenda yang ada di Gunung Kemukus.

Abhipraya menampung semua kekhasan dari Kabupaten Sragen.

“Kalau ini Abhipraya yang punya arti harapan. Ini sebenarnya bukan asli Gunung Kemukus ya tetapi seluruh wilayah yang ada di Sragen gitu. Jadi Gunung Kemukus hanya salah satu yang syarat makna bahwa di sana itu lambang kesuburan, lambang kemakmuran gitu.

Kemudian Gunung Kemukus dilambangkan dengan kesuburan itu padi-padian, kemudian ini adalah aliran air yang kemudian menuju ke Waduk Kedung Ombo.

Nah, aliran air ini yang kemudian dinaungi sebagai naungan ekosistem alamnya di sana. Sehingga dengan indahnya bunga, kesuburan tanah, kemudian penjagaan ekosistem nanti diharapkan bisa memberikan harapan sebagai Sragen yang hebat, Sragen yang berdasarkan heritage, ecology, batik, agriculture, kemudian tourism-nya,” jelas profesor dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya