Memiliki tiga pelataran melingkar dengan satu stupa utama, 72 stupa berlubang, 2.672 panel relief, dan 504 arca Buddha.
Peninggalan ini dibangun sebagai tempat pemujaan Budha dan tempat ziarah, yang ditemukan pertama kali oleh Pasukan Inggris pada tahun 1814 di bawah pimpinan Sir Thomas Stanford Raffles, hingga akhirnya area candi berhasil dibersihkan seluruhnya pada tahun 1835.
2. Candi Muara Takus
Candi Muara Takus menjadi satu-satunya situs peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau.
Di dalam kompleks candi ini terdapat bangunan lain yang terdiri atas Candi Tua, Candi Bungsu, Stupa Mahligai, serta Palangka.
Candi Muara Takus merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya, kerajaan maritim bercorak Buddha terbesar di Nusantara.
3. Candi Sewu
Candi Sewu terletak di Kompleks Candi Prambanan, tepatnya di Jalan Raya Solo KM. 16 Klurakbaru, Tlogo, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tepatnya, candi ini berada 800 meter di utara Candi Prambanan.
Sebagai salah satu peninggalan sejarah Buddha, di masa pemerintahan Dinasti Syailendra, Candi Sewu dipergunakan sebagai pusat ibadah umat Buddha.
Meski memiliki perbedaan dengan Candi Prambanan yang bercorak Hindu, kedua candi yang bersandingan ini menunjukkan bahwa pada zaman dahulu, keharmonisan tercipta antar kedua penganut agama tersebut.
Berikut adalah peninggalan bercorak Buddha dalam bentuk prasasti.
1. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti Kedukan Bukit ditulis menggunakan aksara Pallawa yang mengisahkan soal kemajuan pelayaran Indonesia di masa Kerajaan Sriwijaya. Ditemukan oleh orang Belanda bernama C. J. Batenburg di Kampung Kedukan Bukit, Kota Palembang, Sumatera Selatan sebagai salah satu peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya
2. Prasasti Telaga Batu
Prasasti yang ditulis menggunakan aksara Pallawa ini berikan kutukan kepada siapa saja yang telah melakukan kejahatan di wilayah Kerajaan Sriwijaya dan tidak patuh dengan peraturan yang ada.
Penemuan dari prasasti ini berada di sebuah Kolam Telaga Biru di Kelurahan Ilir, Kota Palembang, Sumatera Selatan pada 1935.
Ketika ditemukan, terdapat dua prasasti, yakni Prasasti Telaga Batu 1 dan Prasasti Telaga Batu 2 yang masing-masing prasastinya memiliki hiasan tujuh kepala ular kobra di bagian atas dan satu pancuran di bagian bawah.
3. Prasasti Kota Kapur
Prasasti ini merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya dan menjadi prasasti pertama yang ditemukan.
Tempat penemuan Prasasti Kota Kapur yakni di pesisir barat pulang Bangka, Bangka Belitung. Prasasti yang ditemukan oleh J. K. van der Meulen di bulan Desember tahun 1892 ini merupakan satu dari lima prasasti buatan Dapunta Hyang, seorang penguasa Kerajaan Sriwijaya.