CANBERRA - Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, Siswo Pramono, Ph.D memberikan penghargaan kepada Associate Profesor Minako Sakai, Ph.D bertempat di Lecture Theatre 1, University of New South Wales (UNSW) Canberra.
Penghargaan ini diberikan kepada Minako Sakai atas kontribusinya selama ini dalam mempromosikan studi Indonesia dan Bahasa Indonesia di Australia.
“Kami sangat menghargai mereka yang telah secara konsisten mempromosikan bahasa Indonesia dan studi-studi tentang Indonesia di kampus-kampus Australia. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi KBRI kepada ibu Minako atas konsistensinya mengajarkan bahasa Indonesia dan melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat mengenai Indonesia. Dan tidak hanya ibu Minako, kami juga memberikan penghargaan yang sama kepada akademisi lainnya,” tutur Dubes Siswo.
Minako Sakai adalah dosen dan peneliti di UNSW Canberra yang banyak melakukan penelitian dan publikasi mengenai pemberdayaan perempuan dan ekonomi di Indonesia.
Beberapa publikasi Minako antara lain 'To Be or Not to Be a Muslim Mompreneur in Indonesia', 'Exemplifying Muslim Mompreneurs in Indonesia', 'Education, digital enterprise and Islam in the Indonesian modern embedded economy' dan masih banyak lagi yang lainnya.
Belakangan Minako berkolaborasi dengan Profesor Amelia Fauzia dari Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menulis buku berjudul 'Women Entrepreneurs and Business Empowerment in Muslim Countries' yang diterbitkan oleh penerbit internasional Palgrave Macmillan.
Selain aktif melakukan penelitian dan membuat tulisan mengenai Indonesia, Minako yang saat ini menjabat sebagai Deputy Head of School of Humanities and Social Sciences, UNSW Canberra juga aktif dalam mempromosikan dan mengajarkan bahasa Indonesia kepada mahasiswa Australia.
Minako juga mengajar bahasa Indonesia untuk siswa-siswa di Australian Defence School Academy (ADFA).
Minako Sakai lahir dan besar di Tokyo. Saat kuliah di Sophia University jurusan Hubungan Internasional, Minako tertarik untuk mempelajari Bahasa Indonesia.
Dalam perkembangannya Minako tertarik untuk mempelajari Antropologi dan meraih gelar doktoralnya dari Australian National University dalam bidang Antropologi.
Minako mengaku tertarik pada studi Indonesia saat mengambil mata kuliah Ekonomi Pembangunan yang diasuh oleh Profesor Murai di Sophia University.
Minako saat itu juga belajar sejarah Indonesia modern dari Profesor Nagatsumi di University of Tokyo.
Minako selalu ingin mengetahui lebih jauh tentang Indonesia dan mempelajari bagaimana nilai-nilai kearifan lokal yang ada di Indonesia dapat berkontribusi dalam pembangunan.
Minako mengatakan dirinya tidak puas dengan westernisasi, lalu mencoba mempelajari Islam dan nilai-nilai kearifan lokal Indonesia.
Dan ketika dirinya mengunjungi Indonesia, ia mengaku sangat terpesona dengan Indonesia.
Sejak itu Minako belajar mengenai gender dan peran perempuan di Indonesia, tentang ekonomi syariah dan bagaimana peran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dalam pengembangan ekonomi lokal di Indonesia.
Mengenai pentingnya mahasiswa Australia belajar tentang Indonesia dan bahasa Indonesia, menurut Minako karena Indonesia adalah tetangga terdekat dan sangat penting bagi Australia.
“Indonesia memiliki masa depan ekonomi yang sangat cerah dengan ragam kebudayaan yang kaya. Masyarakat Australia akan mendapat manfaat yang besar jika dapat memahami bagaimana berinterakasi dengan masyarakat Indonesia. Dan dalam hal ini, belajar bahasa Indonesia adalah fondasi untuk bisa saling memahami satu sama lain”, jelas Minako.
Pemberian penghargaan dilakukan dalam acara 'Indonesia Day UNSW' dan sekaligus agenda 'Ambassador Goes to Campus'.
Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, seharusnya tahun lalu penghargaan ini diberikan kepada Minako, tapi karena ada Covid-19 dan pembatasan sosial, sehingga tidak mungkin untuk mengadakan kegiatan di kampus.
Menurut Atdikbud Najib, kegiatan “Ambassador Goes to Campus” sendiri merupakan program dari kantor Atdikbud Canberra untuk menyapa kampus dan menguatkan hubungan antara kampus di Australia dengan Indonesia.
“Beberapa waktu lalu UNSW Canberra mengundang kami dalam acara Indonesia Day, kebetulan kami juga memiliki program untuk keliling kampus, jadi kami selaraskan dengan agenda Ambassador Goes to Campus sekaligus memberikan penghargaan atas konstribusi ibu Minako terhadap pembelajaran bahasa Indonesia dan kajian Indonesia di Australia,” tutur Najib.
Najib juga menjelaskan bahwa Agenda Ambassador Goes to Campus berisi kunjungan Dubes ke kampus-kampus di Australia, bertemu dengan pimpinan universitas dan berdiskusi dengan mahasiswa dalam bentuk kuliah umum atau yang lainnya.
Program ini memang sengaja dibuat untuk memberikan pengetahuan kepada civitas kampus di Australia untuk lebih memahami perkembangan yang terjadi di Indonesia sehingga dapat membuka peluang-peluang kerja sama yang lebih luas.
(Natalia Bulan)