Junaedi menjelaskan sejumlah langkah yang perlu dilakukan untuk mitigasi bencana. Seperti banjir misalnya, sekolah bisa bekerja sama dengan pihak Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) kelurahan untuk memberikan selokan dan saluran air lainya.
Pihak sekolah juga harus memperhatikan kekuatan fisik bangunan untuk memastikan tahan ketika diterjang banjir. "Kalau kita kurang SDM, kita bisa minta tolong PPSU kelurahan setempat," kata Junaedi.
Dengan upaya-upaya tersebut, dia berharap sekolahnya bisa terhindar dari peristiwa bencana alam hingga menelan korban jiwa.
Sebelumnya, sebanyak tiga orang siswa tewas akibat ambruknya tembok pembatas MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan pada Kamis sekitar pukul 14.50 WIB. Selain itu, ada tiga pelajar lainnya yang mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan.
Tembok sekolah yang ambruk tersebut diduga akibat hujan deras yang memicu luapan air dari saluran penghubung Pinang Kalijati dan aliran sungai yang berada di belakang sekolah itu.
(Natalia Bulan)