JAKARTA - Pada abad 19-20, Belanda mulai memperkenalkan sistem pendidikan pada rakyat Indonesia. Pendidikan Indonesia pada masa zaman penjajahan Belanda ini terbagi menjadi beberapa bagian.
Pertama, pendidikan dasar yang menggunakan bahasa pengantar Belanda serta bahasa daerah. Kedua, pendidikan sekolah menengah pertama. Ketiga, pendidikan sekolah menengah atas. Keempat, pendidikan tinggi.
Pendidikan Sekolah Dasar Menggunakan Bahasa Belanda
1. Europeesche Lagere School
Europeesche Lagere School (ELS) merupakan sekolah dasar pada masa zaman penjajahan Belanda.
Siswa yang bersekolah di sini adalah anak keturunan Eropa, anak keturunan Timur, serta anak pribumi dari golongan priyayi atau elite. ELS berdiri pada 1817.
Bahasa pengantar yang digunakan dalam pembelajaran adalah Bahasa Belanda. Lama sekolah di sini sekitar 7 tahun.
2. Hollandsch Inlandsche School
Sama seperti ELS, Hollandsch Inlandsche School (HIS) merupakan pendidikan sekolah dasar.
Sekolah ini ditujukan untuk orang pribumi keturunan bangsawan serta tokoh terkemuka. HIS pertama kali didirikan pada 1914. Materi pembelajarannya menggunakan bahasa Belanda. Di HIS juga diajarkan bahasa daerah dan Melayu.
Pendidikan Sekolah Dasar Menggunakan Bahasa Daerah
1. Sekolah Bumiputra
Lama belajar di Sekolah Bumiputra (lnlandscheschool) adalah lima tahun. Sekolah ini disediakan untuk anak bumiputra golongan menengah.
2. Sekolah Rakyat/Sekolah Desa
Sekolah Rakyat/Sekolah Desa (Volksschool) didirikan pada 1907 atas perintah Gubernur Jenderal Van Heutz.
Sekolah ini tidak diselenggarakan oleh gubernemen atau pemerintah tetapi diselenggarakan oleh desa.
Guru-gurunya pun bukan pegawai gubernemen, tetapi pegawai desa.
3. Sekolah Lanjutan
Sekolah Lanjutan (Vervolgschool) dibuka secara bersamaan dengan pendirian HIS pada 1914. Sekolah ini adalah sekolah lanjutan dari sekolah rakyat/sekolah desa.
Lama belajar di sini adalah 3 tahun. Sekolah lanjutan diperuntukkan bagi murid sekolah rakyat/sekolah desa yang berprestasi.
4. Sekolah Peralihan
Disebut Sekolah Peralihan (Schakelschool) lantaran sekolah ini merupakan peralihan dari sekolah desa.
Sekolah peralihan dapat menampung murid lulusan sekolah lanjutan. Siswa yang berprestasi dapat masuk sekolah ini.
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
1.Meer Uitgebreid Lager Onderwijs
Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) dapat disetarakan dengan sekolah menengah pertama. Pada kegiatan belajar di MULO, bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Belanda.
Masa belajar di MULO adalah 3 tahun atau dapat juga 4 tahun jika melalui voorklas atau kelas pendahulu.
2. Algemeene Middelbare School
Algemeene Middelbare School (AMS) dapat disetarakan dengan pendidikan sekolah menengah atas.
AMS adalah sekolah persiapan untuk ke perguruan tinggi dengan lama pendidikan 3 tahun. AMS pertama kali dibuka di Yogyakarta pada 5 Juli 1919.
Pendidikan Tinggi
1. School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA)
STOVIA adalah sekolah pendidikan dokter pada zaman penjajahan Belanda. STOVIA diperuntukkan bagi orang pribumi.
Melalui STOVIA, banyak muncul tokoh pergerakan nasional yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pelopor STOVIA adalah Sekolah Dokter Djawa yang dibuka pada 1851.
(Natalia Bulan)