Berisiko Tinggi, Anak dan Individu Berkebutuhan Khusus Perlu Pelayanan Kesehatan Gigi Optimal

Tim Okezone, Jurnalis
Rabu 30 Maret 2022 16:09 WIB
Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Eriska Riyanti (Foto: unpad.ac.id)
Share :

JAKARTA - Guru Besar Universitas Padjadjaran Eriska Riyanti menyoroti pelayanan kesehatan gigi dan mulut terutama bagi anak individu berkebutuhan khusus. Menurutnya, pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi anak dan berkebutuhan khusus tak sebanding banyaknya kelompok tersebut.

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak dan individu berkebutuhan khusus sering dikaitkan dengan kemampuan mental dan fisik, dan menempatkan mereka pada risiko tinggi untuk kesehatan gigi yang buruk.

Eriska mengatakan, pada Sekolah SLB acapkali tidak terdapat program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Biasanya, pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak di SLB dilakukan bila ada kegiatan pengabdian masyarakat dari instansi kesehatan dan pendidikan. Kemudian, ketika ada penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa kedokteran gigi atau akademi kesehatan gigi.

"Sehingga tidak ada program pemeriksaan dan pencegahan serta pengobatan yang berkesinambungan," katanya saat membacakan orasi ilmiah berjudul “Perawatan Gigi Pasien Anak Berkebutuhan Khusus, Realitas Kini dan Tantangan Masa Depan”, seperti dikutip dari unpad.ac.id, Rabu (30/3/2022).

Baca Juga:  Kemenkominfo Gandeng Unpad untuk Sempurnakan Draft Naskah Akademik Aturan Hak Penerbit

Penyebab permasalahan kesehatan gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus, kata Eriska, dapat dikaitkan dengan infeksi mulut yang sering terjadi dan penyakit periodontal, kelainan lahir kraniofasial, dan kelainan email. Selain itu, bisa diakibatkan karena obat-obatan tertentu, diet khusus, dan kesulitan dalam mempertahankan kebersihan sehari-hari.

"Beberapa masalah di rongga mulut yang sering didapatkan pada anak dan individu berkebutuhan khusus adalah penumpukan kalkulus yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis, hipoplasia email, karies, malas membersihkan mulut, gigi berjejal, maloklusi, anomali gigi, bruxism, dan keausan permukaan gigi, serta trauma dentoalveolar," ujarnya.

Baca Juga:  Unpad dan Universitas Hokkaido Kembangkan Kuliah Double Degree

Eriska menambahkan, kendala yang sering ditemukan pada saat merawat anak dan individu berkebutuhan khusus sangat bervariasi. Mulai dari keterbatasan akses untuk datang ke dokter gigi yang bersedia memberikan pelayanan, akses ke dokter gigi yang ahli dan berpengalaman, sulitnya penanganan tingkah laku, dan masalah transportasi.

"Oleh karena tidak terpenuhinya kebutuhan perawatan gigi di rumah maka koordinasi dengan pusat-pusat layanan harus tercipta dengan baik,” katanya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya