SOLO - Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jamal. Wiwoho, kembali mengukuhkan dua guru besar baru. Kali ini dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS.
(Baca juga: BPOM Tindak Kopi Mengandung Parasetamol dan Sildenafil, Dosen Farmasi UNS Beri Pujian)
Keduanya adalah Nuryani, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Instrumentasi Medis dan Prabang Setyono, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pencemaran Lingkungan.
Pengukuhan dilaksanakan secara luring terbatas di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS. Selain itu, acara ini juga berlangsung secara daring via Zoom Cloud Meeting dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube UNS.
Pengukuhan semakin terasa spesial karena berlangsung menjelang Dies Natalis ke-46 yang jatuh pada Jumat (11/3/2022) besok.
Diketahui, Nuryani menjadi Guru Besar ke-21 FMIPA dan Guru Besar ke-246 UNS. Sedangkan Prabang menjadi Guru Besar ke-22 FMIPA dan Guru Besar ke-247 UNS.
Pembukaan Sidang Senat Akademik Terbuka ini dipimpin langsung oleh Adi Sulistiyono selaku Ketua Senat Akademik UNS. Sementara pengukuhan kedua guru besar UNS ini dipimpin oleh Rektor UNS, Jamal Wiwoho.
Dalam sambutannya, Jamal Wiwoho menegaskan keseriusan UNS dalam memenuhi jumlah guru besarnya secara ideal. Beliau juga mengingatkan isyarat penting dari perolehan jabatan fungsional ini dimana kontribusi ilmu dan kepakaran seorang guru besar merupakan bentuk tanggungjawab moralnya bagi kemanfaatan masyarakat dan kemajuan bangsa.
“Penambahan guru besar ini membuktikan keseriusan UNS untuk terus mewujudkan target kinerjanya, untuk memenuhi jumlah guru besar secara ideal, sesuai dengan komitmen awalnya ketika ingin bertransformasi menjadi PTNBH,” ujar Jamal dalam keterangannya yang diterima Rabu (9/3/2022).
Dia juga mendorong para guru besar tidak hanya sekadar bangga dan sukses mengoleksi beragam penghargaan dalam bidang akademiknya saja, melainkan juga sukses mengimplementasikan setiap ide dan gagasan intelektualnya yang gayut dengan kebutuhan perubahan zaman.
Sementara itu, Suratno, sebagai Ketua Dewan Profesor UNS dalam sambutannya teringat sekilas sejarah pendirian FMIPA. Beliau menceritakan bahwa para senior kala itu berpesan agar pendirian FMIPA tidak hanya mengembangkan keilmuan murni, akan tetapi juga keilmuan yang aplikatif. Hal ini bertujuan untuk mencirikan FMIPA UNS berbeda dengan FMIPA yang sudah ada.
Pesan tersebut kini terbukti dengan inovasi yang telah dilahirkan kedua guru besar yang baru saja dikukuhkan. Inovasi Nuryani mengenai pengembangan instrumentasi medis berbasis elektrokardiogram yang mendukung kemandirian alat kesehatan di Indonesia diharapkan mampu membuka keran kolaborasi dengan berbagai rumah sakit.
Hal serupa diutarakan Prabang. Namun pada ranah yang berbeda. Gagasannya mengenai mitigasi pencemaran lingkungan berperspektif Sustainable Development Goals (SDGs) menempatkan ekologi sebagai sebuah pertimbangan dalam pembangunan berkelanjutan.
“Dua sosok muda yang baru dikukuhkan ini adalah sosok profesor muda penuh talenta yang aktif berkarya di bidangnya masing-masing. Sehingga pada umurnya yang muda ini beliau sudah menduduki jabatan tertinggi sebagai seorang dosen perguruan tinggi yaitu gelar akademik profesor,” tutur Suratno.
(Fahmi Firdaus )