CIANJUR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur akan menjatuhkan sanksi bagi sekolah-sekolah yang tetap menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah lonjakan kasus Covid-19. Sanksi yang akan diberikan berupa teguran hingga pencabutan izin.
Berdasarkan informasi, Pemkab Cianjur telah mengeluarkan surat meniadakan PTM sejak Rabu (9/2/2022), mengingat kasus Covid-19 dan Omicron semakin merambah ke para pelajar.
BACA JUGA: Gibran Izinkan Sekolah Bebas Covid-19 Gelar PTM Pekan Depan
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Himam Haris mengatakan, meminta sekolah dari berbagai tingkatan mengikuti arahan pemerintah daerah dan Satgas Covid-19.
"Saya tegaskan, semua sekolah berbagai tingkatan di Kabupaten Cianjur harus mengikuti arahan dari pemerintah daerah, karena semuanya ini demi kesehatan dan keselamatan siswa, nantinya akan memutus rantai penyebaran Covid," tegasnya, Senin (14/02/2022).
BACA JUGA: Klaster Sekolah Menjamur, Gresik Terapkan PTM 50 Persen
Himam mengakui adanya sejumlah sekolah yang meminta menggelar PTM dengan tidak 100%, karena ada desakan dari orang tua siswa, terutama SMA/SMK.
Pihaknya sudah menghubungi Kepala Cabang Dinas Disdik Provinsi Jabar wilayah Cianjur, katanya menjamin tidak ada sekolah yang akan menggelar PTM.
"Kalau ada yang keukeuh menggelar PTM, baik sekolah swasta maupun negeri dari berbagai tingkatan, akan kami beri teguran administrasi hingga pencabutan izin," ancamnya.
Sementara itu, sejumlah sekolah di Kabupaten Cianjur berbagai tingkatan bakal nekat menggelar PTM, karena desakan orang tua dan siswa itu sendiri.
Sebagian besar sekolah yang keukeuh menggelar PTM yakni SMA dan SMK, mereka secara kedinasan di bawah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Sekolah yang akan menggelar PTM kebanyakan di Cianjur wilayah Selatan dan Timur, namun tidak 100%, kemungkinan hanya 25-50%.
Ada juga SMP, baik negeri maupun swasta keukeuh akan menggelar PTM, terutama yang siswanya tidak banyak yang sakit, apalagi terpapar Covid-19 varian baru omicron.
"Iya betul, rencananya mereka akan menggelar PTM, tapi dengan kapasitas 25 sampai 50 persen, itupun mengetatkan protokol kesehatan," ujar salah satu komite sekolah SMA swasta yang enggan disebutkan namanya.
(Rahman Asmardika)