Sabet Gelar Grand Prix, Hasil Karya ITS Mendominasi Kontes Robot Internasional

Aan haryono, Jurnalis
Senin 13 Desember 2021 12:21 WIB
Mahasiswa ITS/ dok ITS
Share :

SURABAYA – Hasil karya anak bangsa kembali membuat prestasi di kancah internasional. Tim Robotika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang diwakili oleh tim RIOT untuk kali pertama berhasil meraih Grand Prix atau Juara Pertama dalam ABU Robot Contest (ABU Robocon) Asia Pacific 2021 mewakili Indonesia.

Baca juga: Selamat! Rektor ITS Mochamad Ashari Terpilih sebagai Ketua LTMPT 2022)

Kompetisi bergengsi skala dunia tersebut diselenggarakan di China oleh Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU) secara daring. Prestasi ini menegaskan dominasi ITS dalam dunia robotika di dunia.

Dosen pembimbing tim RIOT, M Lukman Hakim mengatakan, ini merupakan kompetisi robotika internasional yang diselenggarakan setiap tahun sejak 2002.

(Baca juga: PNS Diganti Robot untuk Efektivitas dan Efisiensi)

Terdapat rangkaian kegiatan untuk sampai pada kompetisi tersebut, di antaranya adalah Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI) regional dan nasional. Perwakilan Indonesia dalam ABU Robocon 2021 ini adalah ITS dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

“Alhamdulillah ITS mendapatkan gelar Grand Prix atau setara juara pertama,” katanya, Senin (13/12/2021).

Sebelum mencapai tahap perlombaan tingkat internasional, tim RIOT yang diketuai oleh Adam Mail telah mengikuti kompetisi KRAI tingkat regional dan nasional. Setelah berhasil mendapatkan juara pertama pada dua tingkatan kompetisi tersebut, tim RIOT melanjutkan kompetisi tingkat internasional di ABU Robocon 2021.

“Capaian kali ini merupakan yang terbaik karena pertama kalinya (ITS) mendapat juara pertama yang tentunya membawa nama besar ITS dan Indonesia di kancah dunia,” ujar Adam.

Ia melanjutkan, ada dua robot yang dilombakan pada ABU Robocon 2021 yaitu throwing robot bernama Thomas dan arrow kid robot bernama Arthur. Robot Thomas dan Arthur merupakan robot yang bekerja untuk melempar panah secara otomatis dari rak.

Adapun mekanisme pelaksanaannya yaitu dengan robot memasukkan panah ke dalam pot berwarna merah dan biru. “Nilai maksimal jika panah dapat masuk ke dua pot yang berbeda dengan cepat,” jelas mahasiswa Teknik Elektro itu.

Sementara itu, Lukman menambahkan, proses yang dijalani tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh tim, dosen, dan pihak yang membantu dalam pembuatan robot tersebut. Tantangan terbesar yaitu pandemi Covid-19 yang menginfeksi beberapa anggota tim sehingga menghambat proses pembuatan robot selama satu bulan.

Selain itu, ada tantangan pada saat kompetisi yaitu sulitnya menjaga konsistensi permainan. Akan tetapi, hal itu tidak mengurangi semangat dari tim RIOT untuk meraih juara. “Dukungan fasilitas dari ITS yang diberikan luar biasa agar kami dapat mencapai hasil yang terbaik,” tutup Lukman.

(Fahmi Firdaus )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya