Selain unggul dalam fungsi, material yang digunakan dalam membuat alat ini juga yang sesuai. Liza mengungkapkan, alat ini dibuat dengan bahan plat baja hardock yang di-roll hingga berbentuk silinder berukuran 500 mm. Sedangkan pisaunya terbuat dari baja skd11 yang dilas pada poros baja hardock. “Material tersebut kita pilih karena memiliki sifat lebih kuat dan tahan korosi sehingga alat akan lebih tahan lama,” jelasnya.
Selain kuat, alat ini juga dirancang efektif dan efisien untuk diaplikasikan pada semua sistem pengolahan sampah. Kini dengan TTG ini proses pengolahan sampah menjadi lebih cepat, biaya jadi lebih murah dan proses sorting sampah juga jadi lebih mudah. Selain itu, kualitas dan hasil pemilahan dari pengolahan sampah organik juga dapat meningkat hingga 30 persen. “Sehingga alat ini menjadikan BumDes mengolah sampah dengan lebih mudah,” ujar dosen Departemen Teknik Mesin Industri ITS ini.
Berkat kerja keras yang solid dari enam dosen dan empat mahasiswa, tim Abmas ITS ini berhasil menghibahkan TTG Mesin Balistik Pencacah Sampah pada BumDes Desa Bangsal dan mendapat respon yang positif. Perempuan yang andil dalam Desain Sistem Mekanikal ini berharap hasil pengolahan sampah organik ini dapat menghasilkan pupuk organik atau pupuk kompos yang akan berguna untuk perkembangbiakan tanaman dan menyuburkan tanaman. “Kami akan sangat senang jika mesin ini bisa diaplikasikan juga untuk daerah-daerah lain yang memiliki permasalahan yang sama,” katanya.
(Susi Susanti)