Sebagian besar siswa adalah anak lulusan SMP yang tidak bisa melanjutkan sekolah ke SMK atau SMA. Dengan adanya sekolah gratis yang tetap memungkinkan mereka bekerja, para siswa mengaku senang.
Sekolah yang didirikan oleh Yayasan Quantum Iklas Ponorogo ini berawal dari keprihatinan anak lulusan SMP di Kecamatan Pudak yang tidak melanjutkan sekolah ke SMA atau SMK karena tidak memiliki biaya. Anak-anak itu biasanya bekerja menjadi pemerah susu.
Selain itu sekira 140 ton kotoran sapi dibuang ke sungai setiap hari menimbulkan dampak pencemaran yang tinggi.
Dengan adanya sistem sekolah ini anak-anak dapat melanjutkan pendidikan dan pencemaran sungai akibat kotoran sapi dapat dikurangi.
(Rahman Asmardika)