JAKARTA - Indonesia menjadi salah satu negara produsen dan ekportir minyak sawit terbesar di dunia. Pada 2018, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan, produksi minyak sawit Indonesia mencapai 47 juta ton.
Tinggi produksi ini juga dibarengi dengan meningkatnya limbah pabrik kelapa sawit. Salah satunya tandan kosong kelapa sawit (TKKS).
Baca Juga: IPB Buka Jalur Seleksi Ketua OSIS dan Prestasi Pramuka
Limbah TKKS merupakan salah satu limbah padat hasil samping dari proses produksi minyak kelapa sawit. Selama ini, limbah TKKS dikumpulkan di area sekitar pabrik, dibakar atau ditebarkan ke area perkebunan sebagai pupuk.
Limbah TKKS yang dihasilkan akan terus bertambah dan menuntut perusahaan melakukan pengelolaan limbah karena tandan yang menumpuk memerlukan lahan yang cukup luas. Di samping itu, limbah TKKS ini berpotensi menimbulkan percikan api di musim kemarau karena adanya sisa kandungan minyak pada TKKS. Pada musim hujan, tumpukan tandan kosong akan menghasilkan cairan yang berbahaya bagi lingkungan.
Baca Juga: Teliti Radang Empedu di Anjing, Mahasiswa IPB Ini Jadi Lulusan Terbaik
Oleh sebab itu, Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB-University) dari Departemen Fisika Siti Nikmatin dan Irmansyah memberikan solusi terkait dengan pengolahan limbah tandan kosong kelapa sawit. Hal ini dilakukan pada kunjungan IPB university ke pabrik minyak kelapa sawit PT Golden Oilindo Nusantara (GON) dan PT Sutopo Lestari Jaya (SLJ) Palembang.