Cerita soal Remaja Depresi di Negeri Paling Bahagia

, Jurnalis
Senin 28 Oktober 2019 16:02 WIB
Stress (ilustrasi: Dailymail)
Share :

FINLANDIA - Finlandia berulang kali memuncaki daftar negara paling bahagia di dunia. Status itu menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak muda di sana yang mengalami depresi.

Berjemur di teras sebuah kedai kopi dengan furnitur minimalis khas Skandinavia dan kain berwarna-warni, Tuukka Saarni adalah wajah sempurna Finlandia yang selama dua tahun berturut-turut menduduki puncak daftar negara paling bahagia di dunia versi PBB.

"Saya cukup bahagia saat ini," kata pemuda 19 tahun yang baru lulus SMA dan sedang bersiap memulai pekerjaannya di sebuah swalayan setelah berbulan-bulan mencari kerja, melansir BBC Indonesia.

 Baca juga: Ingin Ubah Hidupmu Agar Lebih Baik? Jawab Dahulu 5 Pertanyaan Ini

Bahkan Saarni menilai tingkat kebahagiaannya sempurna, bernilai 10 dari 10. Ia mengatakan bahwa tak ada satupun dari lingkaran pertemanannya yang pernah merasakan depresi.

 

"Hidup kami berjalan sangat lancar," katanya. "Segalanya berjalan baik. Cuaca di sini bagus - terkadang, setidaknya - pendidikan yang bagus dan jaminan kesehatan yang bagus pula."

Budaya negerinya yang mendukung orang-orang untuk bisa menghabiskan waktu sendirian ataupun bersama teman menjadi sesuatu yang amat ia hargai, demikian juga alam Finlandia yang melimpah dan tingkat pengangguran yang rendah.

"Tersedia banyak pekerjaan… jika seseorang siap mendaftar dan mencari pekerjaan, saya rasa siapapun bisa mendapat pekerjaan," ujar Saarni.

 Baca juga: Lulus Kuliah Ingin Buka Usaha, 2 Hal Ini Perlu Disimak

Pertanda-pertanda seperti itulah - juga dengan tingkat kepercayaan dan keamanan yang tinggi, serta rendahnya tingkat kesenjangan sosial - yang menjelaskan peringkat tinggi Finlandia dalam daftar negara paling bahagia di dunia - yang terkadang cukup kontroversial.

Negara kecil di belahan bumi utara dengan populasi sebesar 5,5 juta itu, secara historis memiliki stereotip sebagai bangsa yang memiliki mental melankolis berkat musim dingin panjang nan gelap yang menyelimutinya.

Finlandia tidak terlihat seperti tempat di mana Anda melihat orang-orang tampak bahagia atau menampakkan emosi positif.

Meski demikian, seperti negara-negara Skandinavia lainnya, Finlandia memenuhi berbagai kriteria yang biasanya memengaruhi penilaian subyektif tentang tingkat kesejahteraan suatu bangsa di seluruh dunia.

 Baca juga: Jangan Remehkan Penampilan Saat Bekerja, Ternyata Punya 5 Kelebihan

'Dunia menjadi semakin kompleks'

Akan tetapi, banyak pengamat yang menganggap citra Finlandia sebagai negeri bahagia menutupi berbagai tantangan yang sedang dihadapi terkait kesehatan mental warganya, terutama para muda-mudi.

Beberapa bahkan meyakini bahwa citra itu justru semakin membuat warga Finlandia sulit mengenali dan mengakui adanya gejala-gejala depresi dan mencari pertolongan.

Tingkat kasus bunuh diri di Finlandia sekarang sudah tinggal separuh dari jumlah kasus di tahun 1990-an dan berkurang di berbagai kelompok usia.

Capaian itu sebuah perubahan yang dinilai tercapai berkat kampanye pencegahan bunuh diri berskala nasional ketika kondisi sedang buruk-buruknya, sekaligus berkat penanganan depresi yang membaik.

Namun jumlahnya masih tetap di atas angka rata-rata Eropa. Sepertiga kasus kematian penduduk berusia 15 sampai 24 tahun disebabkan oleh bunuh diri.

Menurut laporan berjudul In the Shadow of Happiness tahun 2018, yang disusun oleh Institut Penelitian Kebahagiaan di Copenhagen, sekitar 16% penduduk perempuan Finlandia berusia 18-23 tahun dan 11% pemuda mengaku "kesulitan" atau "menderita" dalam hidup.

Angkanya semakin parah untuk kelompok usia di atas 80 tahun.

Penelitian nasional mendalam terkait depresi di Finlandia terakhir kali dilakukan tahun 2011, namun organisasi nirlaba Mieli (Mental Health Finland) memperkirakan sekitar 20% penduduk berusia di bawah 30 tahun telah mengalami gejala depresi hingga tahun lalu.

"Ini terjadi secara merata," kata Juho Mertanen, psikolog di organisasi tersebut. "Dan ada pertanda bahwa jumlahnya meningkat, meskipun peningkatannya tidak seekstrem laporan media-media setempat."

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya